SUKABUMIEKSPRES – Sukses gemparkan publik, pasalnya tanah air tercinta Indonesia ini terklaim mengalami krisis ISBN, yang dimana hal ini terjadi karena adanya peningkatan jumlah penerbitan buku di Indonesia, terutama pada masa pandemi COVID-19.
Perpustakaan Nasional Republik Indonesia (Perpusnas) merupakan lembaga yang bertanggung jawab untuk memberikan ISBN di Indonesia, dimana Perpusnas ini menetapkan kuota ISBN setiap tahunnya dan kuota tersebut selalu habis sebelum tahun berjalan berakhir.
Kuota ISBN yang habis sebelum tahun berjalan berakhir menyebabkan antrian penerbitan buku menjadi semakin panjang, hingga hal tersebut dapat menghambat proses penerbitan buku dan dapat merugikan penerbit.
Berikut adalah beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya krisis ISBN di Indonesia:
1. Peningkatan jumlah penerbitan buku
Baca Juga:Happy Asmara Sebut Bella Bonita Keguguran Karena Karma? Ini FaktanyaKondisi Bella Bonita Sekarang Usia Keguguran Salah Satu Anak Kembarnya
Peningkatan jumlah penerbitan buku di Indonesia terjadi terutama pada masa pandemi COVID-19. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain:
* Banyak orang yang memiliki lebih banyak waktu luang di rumah selama pandemi.
* Banyak orang yang mencari hiburan dan informasi melalui buku.
* Banyak orang yang memulai bisnis penerbitan buku.
2. Pemanfaatan ISBN untuk keperluan non-buku
ISBN juga dapat digunakan untuk keperluan non-buku seperti jurnal, majalah, dan produk digital. Hal ini menyebabkan semakin banyak permintaan ISBN sehingga kuotanya menjadi semakin cepat habis.
3. Proses penerbitan ISBN yang masih manual
Proses penerbitan ISBN di Indonesia masih manual hingga membutuhkan waktu yang lama, dimana hal ini menyebabkan antrian penerbitan ISBN menjadi semakin panjang.