SUKABUMI EKSPRES– Selain tim Puslabfor Mabes Polri, penyelidikan kasus meledaknya tabung gas alam terkompresi atau compressed natural gas (CNG) di Jalan Raya Sukabumi-Bogor, Kampung Lodaya I Desa Karangtengah Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi, juga melibatkan Komite Keselamatan Nasional Transportasi (KNKT). Kemarin (29/11) tim KNKT tiba di lokasi yang menewaskan dua orang serta melukai beberapa orang pengendara dan merusak sejumlah bangunan itu.
Investigator KNKT, Zulfikar, mengatakan kedatangan tim ke lokasi kejadian untuk mengecek secara faktual dampak ledakan. Hal itu dilakukan untuk memastikan bagaimana kekuatan ledakan saat insiden terjadi.
“Ini hari pertama. Kita lihat lokasi dan ingin melihat kondisi pascaterjadi ledakan. Hasil dari investigasi ini kita mengukur juga berapa jarak radius ledakan,” jelas Zulfikar kepada wartawan, kemarin (29/11).
Baca Juga:Puslabfor Turun Tangan, Selidiki Kasus Ledakan Tabung GasJaga Kebersihan, Gunungparang Luncurkan Mata Bersih
Zulfikar menegaskan daya ledak tabung CNG di lokasi kejadian mencapai kekuatan 200 Bar. Ledakannya bisa merusak bangunan di sekitar lokasi.
“Ledakannya bisa berpotensi merusak sekitar radius 50 meter,” ucapnya.
Zulfikar menyebut kejadian itu dikategorikan kecelakaan sangat berbahaya. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 62/2013, KNKT bertugas melakukan investigasi terhadap kecelakaan yang sangat berbahaya.
“Apalahi hingga menyebabkan korban jiwa dan sejumlah korban lainnya luka-luka,” jelasnya.
Tim KNKT melihat bekas puing-puing ledakan dan dampak dari ledakan tersebut. Sekaligus juga mengedukasi masyarakat seandainya ke depan terjadi peristiwa serupa.
“Kita kumpulkan keterangan dan bukti di lapangan sebagai bahan investigasi dan edukasi kepada masyarakat bahwa ketik terjadi situasi ledakan. Warga harus dievakuasi sekitar 50 meter dari radius kejadian. Kita juga berusaha melakukan antisipasi pencegahan bilamana ada kebocoran,” tuturnya.
Menurutnya, kebocoran CNG tidak menimbulkan bau seperti halnya pada elpiji. Karena itu, cukup berisiko seandainya terjadi kebocoran pada CNG.
“Karena tak tercium bau gas, maka tidak akan diketahui ketika terjadi kebocoran,” pungkasnya. (ist)