SUKABUMI EKSPRES – Bupati Sukabumi, Marwan Hamami Masyarakat Kabupaten Sukabumi diminta untuk berhenti berstigma dan mendiskriminasi para penderita HIV/AIDS. Hal itu disampaikannya Bupati Sukabumi, Marwan Hamami saat memperingati Hari Aids Sedunia di Resort Pangrango, Sabtu (2/11).
“Saya mengajak masyarakat untuk tidak mengucilkan atau melarang penderita HIV/AIDS bersialisasi,” ujarnya.Â
Menurut Marwan berkomunikasi dengan penderita HIV/AIDS tak akan menularkan penyakitnya. Salah satu penyebaran HIV/AIDS bisa terjadi lewat berhubungan badan.
Baca Juga:Nelayan di Surade Diterkam Buaya saat Menjala IkanTim SAR Evakuasi Korban Tenggelam di Curug Congcot
“Lewat hubungan badan atau penggunaan jarum suntik bersama, itu baru beresiko. Kalau komunikasi begini, tidak masalah,” ucapnya.
Maka dari itu, kegiatan ini menjadi momentum untuk mengingatkan kembali komitmen bersama dalam penanggulangan HIV/AIDS di Kabupaten Sukabumi. Terutama dari sisi stigma dan mengakhiri AIDS 2030.
“Perlu keyakinan bersama untuk menjawab persoalan. Ini momen penting untuk mengingat komitmen kita dalam mengakhiri AIDS,” ungkapnya.
Selain itu, kegiatan ini sekaligus menjadi ajang evaluasi seluruh kegiatan yang dilaksanakan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kabupaten Sukabumi. Baik yang telah dilakukan maupun ke depannya.
“Semua itu harus menjadi pencermatan kembali,” bebernya.
Namun hal yang tak kalah penting, Marwan mengajak bergerak bersama. Hal itu demi kepedulian terhadap sesama.
“Selamat memperingati hari AIDS.Mari bergerak bersama, karena kita peduli terhadap sesama,” ajaknya.
Ketua Pelaksana Harian II KPA Kabupaten Sukabumi Agus Sanusi menambahkan, kegiatan kali ini mengambil tema bergerak bersama komunitas akhiri AIDS 2030. Hal ini sebagai motivasi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan dukungan untuk orang dengan HIV/AIDS.
Baca Juga:Pengidap HIV/AIDS Mayoritas Warga Luar DaerahPuluhan Jiwa Terdampak Bencana, Tanah Longsor Terjadi Lima Kampung
“Kegiatan kali ini diisi dengan berbagai aksi sosial. Selain itu, untuk membangun solidaritas dan menghapus stigma di masyarakat,” bebernya.
Maka dari itu, bergerak bersama komunitas untuk melawan stigma. Sehingga, para penderita mampu merawat dirinya sendiri.
“Semoga ke depan, semua kasus yang terjadi dapat diobati dengan baik. Selain itu, resiko penyebaran bisa dihilangkan atau ditekan,” pungkasnya. (Mg3)