SUKABUMI EKSPRES – Upaya Pelestarian Ikan Melalui Pelepasliaran Ikan di Sungai serta intervensi penanganan stunting kembali dilakukan Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi. Kali ini restocking ikan dan intervensi stunting dilaksanakan di Kecamatan Nyalindung, Minggu (3/11).
Adapun jenis ikan yang dilepasliarkan di Sungai Citalahab yaitu Ikan Nilem, sementara upaya intervensi Stunting berupa pemberian paket olahan ikan dilakukan di Aula desa Nyalindung
Kepala Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Nunung Nurhayati mengatakan kegiatan serah terima paket olahan dan pelepasliaran ikan ini dilaksanakan sebagai komitmennya dalam penanganan stunting di Desa Nyalindung, tercatat di wilayah ini memiliki 88 anak terindikasi stunting.
Baca Juga:Diguyur Hujan, Tebing Setinggi 10 Meter Longsor Timpa Tiga Rumah di CidahuBNNK Apresiasi Pemkab Sukabumi
Untuk itu, Nunung menghimbau agar ibu dan anak yang hadir dapat terbiasa mengkonsumsi ikan yang memiliki banyak manfaat, murah, terjangkau dan kaya akan gizi, sehingga kedepan para orangtua dapat mencegah adanya stunting pada anak.
“Program penurunan stunting ini di dukung oleh hadirnya program IMAH (Ikan Masuk Rumah) oleh Dinas Perikanan,” ungkap Nunung
Selain itu, Nunung meminta masyarakat tak melakukan kegiatan penangkapan ikan yang destruktif sehingga dapat mengancam keberlangsungan kehidupan ikan. Serta dapat menimbulkan bahaya bagi masyarakat yang melakukan penangkapan ikan.
“Kegiatan penangkapan tidak ramah lingkungan yang dimaksud seperti menyetrum dan meracun ikan” ujarnya
Sebagai informasi, dipilihnya Ikan nilem untuk direstocking dikarenakan jenis ikan merupakan ikan Lokal di Kabupaten Sukabumi. Ikan ini merupakan yang hidup liar di perairan umum terutama di sungai-sungai yang berarus sedang dan berair jernih. Sama seperti ikan lainnya, ikan nilem memiliki kandungan protein dan kalori yang tinggi.
“Kandungan ini bisa meningkatkan kekebalan dan pertumbuhan otot pada tubuh. Tak hanya itu, ikan pun memiliki kandungan asam lemak omega 3 dan zat besi dapat di kategorikan sebagai ikan ekonomis yang mudah di dapatkan dan disukai sebagai produk makanan untuk pemenuhan gizi di masyarakat,” paparnya (IST/ndi)