Airlangga Hartarto Ngaku Tidak Berani Tegur JK Soal Pilihan Capres

Airlangga Hartarto Ngaku Tidak Berani Tegur JK Soal Pilihan Capres
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES — Kader Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Tifatul Sembiring, memberikan reaksi soal pernyataan Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto yang mengaku tidak berani menegur Jusuf Kalla (JK) soal dukungan pada Pilpres 2024.

Dikatakan Sembiring, JK merupakan tokoh yang jeli melihat siapa sosok Capres yang mampu membawa Indonesia menjadi lebih baik dari sebelumnya.

“Pak Jusuf Kalla dukung Anies Baswedan. Memang beliau ini sangat jeli,” ujar Sembiring dalam keterangannya di aplikasi X @tifsembiring (26/12/2023).

Baca Juga:Barisan Muda Muhammadiyah Dukung Anies Lewat MU PerubahanMahfud MD Sampaikan Kondisi Kesehatan Terkini, Mohon Doanya

Menurut Sembiring, alasan JK memberikan dukungannya kepada Anies karena dia dianggap bisa membawa pencerahan bagi ummat.

“Meneropong siapa capres yang mampu bawa perubahan ke arah kemajuan bangsa dan pencerahan bagi ummat,” tandasnya.

Sebelumnya, Jusuf Kalla blak-blakan mengakui tidak mengikuti pilihan Partainya pada Pilpres 2024 yang akan digelar pada 14 Februari mendatang.

Hal itu diungkapkan JK, akronim namanya, saat hadir di kanal YouTube Renald Kasali baru-baru ini.

Awalnya, JK bercerita keinginan Partai Golkar menjadikan Ketua Umum (Ketum) Airlangga Hartarto menjadi Calon Presiden (Capres).

Hal tersebut juga dapat dilihat dari beberapa baliho berukuran besar yang sempat terpasang di beberapa daerah. Sebelum penentuan Capres-cawapres memasuki tahap final.

“Golkar memang pertama menginginkan Ketua Golkar menjadi Calon Presiden (Capres). Kemudian turun menjadi Calon Wakil Presiden (Cawapres),” ujar JK dikutip fajar.co.id (18/12/2023).

Baca Juga:Mantan Gubernur Papua, Lukas Enembe Meninggal Dunia di RSPADTerima Uang Rp200 Ribu dari Bacaleg, KPU Makassar Pecat

Oleh karena tidak berhasil baik sebagai Capres maupun Cawapres, kata JK, maka Golkar bergabung dengan Koalisi Indonesia Maju (KIM) dan mendukung Prabowo-Gibran.

“Tapi kemudian juga tidak berhasil, maka tentu Golkar mencari koalisi, di sini pilihannya ke Prabowo-Gibran,” JK menuturkan.

Diakuinya, saat Golkar merubah haluan dan bergabung dengan Prabowo-Gibran, dirinya tidak ikut karena merasa ada sosok lain yang dia dukung.

Menurutnya juga, Golkar merupakan sebuah Partai besar yang bisa mengusung Capres sendiri tanpa harus bergantung pada Partai lain.

“Tapi saya sendiri tidak ikut. Karena bagi saya Golkar lebih harusnya mandiri dan lebih kuat,” ucapnya.

“Kenyataannya secara organisasi tetap Golkar partai nomor dua di Indonesia, tapi peranan intinya tidak sebesar itu,” sambung JK.

0 Komentar