SUKABUMI EKSPRES – Pakar ilmu komputer Universitas Padjadjaran Setiawan Hadi menilai program internet gratis yang diusung pasangan calon presiden dan wakil presiden merupakan hal yang sangat positif.
“Program internet gratis atau murah merupakan hal yang sangat positif. Tentunya ini sejalan dengan program Kementerian Komunikasi dan Informatika yang berkaitan dengan pembangunan BTS (base transceiver station) di seluruh Indonesia, khususnya di daerah 3T (terdepan, tertinggal, terluar),” kata Setiawan di Jakarta, kemarin (27/12).
Diingatkan pula bahwa sejumlah aspek yang harus dipersiapkan. Misalnya, aspek keberlanjutan, kesiapan, dan pemeliharaan peralatan, kemudian pemanfaatan, literasi masyarakat, dan kebijakan.
Baca Juga:Pengurus GYF CPUGGp Kabupaten Sukabumi DikukuhkanBupati Sukabumi Sampaikan Raperda Hasil Evaluasi Gubernur
“Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah aspek keberlanjutan. Jangan sekarang gratis, nanti tidak gratis. Kedua, aspek kesiapan dan pemeliharaan peralatan. Jangan sampai tidak berfungsi walau gratis,” ujarnya.
Berikutnya aspek pemanfaatan. Hal ini, menurut dia, harus ada sosialisasi sehingga internet menjadi nilai tambah bagi masyarakat. Bahkan, menjadi alat untuk menyejahterakan masyarakat. Misalnya, dengan menjadi produsen, bukan hanya konsumen.
“Keempat, aspek literasi masyarakat. Kuatnya pengaruh internet bisa dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak suka pada kesejahteraan Indonesia. Semua unsur harus menyadari plus dan minusnya internet, positif dan negatifnya internet,” katanya.
Terakhir, kata dia, aspek kebijakan. Setiap kandidat mengenai sasaran dari internet gratis tersebut.
“Gratis itu untuk siapa? Apakah masyarakat mampu juga ingin gratis? Ya jelas mau. Nah, Ini yang harus dipikirkan supaya tercipta keadilan dan pemerataan,” ujarnya.
Menurut Setiawan, program internet gratis tidak mustahil untuk dilakukan. Akan tetapi, program tersebut tidak berjalan sebentar, lalu berhenti atau sekadar janji tanpa ada implementasi.
Ia menyarankan agar program internet tersebut tidak benar-benar gratis, tetapi berbiaya rendah saja. Hal ini karena adanya kebutuhan pendanaan untuk program tersebut.
Baca Juga:Pertanian dan Pariwisata jadi Prioritas RPJPDMenghargai Peran Perempuan dalam Pembangunan
“Mungkin dari sisi end-user atau pemakai dirasakan gratis. Namun, secara keseluruhan perlu penyiapan dan pembiayaan untuk semua aspek,” katanya.
Sebelumnya, pasangan Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar berkomitmen menghadirkan akses internet berkecepatan hingga 100 megabit per detik (mbps) merata ke seluruh Indonesia. Komitmen ini akan diwujudkan melalui program “Pinternet”.