Jokowi Bukan Lagi Petugas Partai yang Diandalkan PDIP

Jokowi Bukan Lagi Petugas Partai yang Diandalkan PDIP
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES –  Pengamat Politik Unismuh Makassar Andi Luhur Priyanto, menuturkan tanpa harus deklarasi perpisahan, secara simbolik hubungan PDIP dan Jokowi sudah berakhir.

Sejak melepas anaknya, Kaesang Pangerap menjadi ketua PSI dan mendukung Gibran Rakabuming Raka jadi cawapres Prabowo, maka hubungan PDIP dan Jokowi tinggal masa lalu.

Jokowi bukan lagi petugas partai yang patuh dan bisa diandalkan PDIP. Waktu berjalan, formasi politik dukungan berubah. Jokowi kini punya koalisi partai yang loyal mendukung ambisi pilihan-pilihan politik pribadi dan keluarganya.

Baca Juga:FPHI Usulkan 8.000 Pengangkatan P3K Guru Honorer di Kabupaten SukabumiAntisipasi Kasus DBD dan Chikungunya dengan Fogging dan PHBS

Dalam tensi politik nasional yang makin memanas, ketidakhadiran Jokowi di momen HUT PDIP justru lebih baik. Bisa dibayangkan ketika ia hadir dan menjadi sasaran kekecewaan dan juga kemarahan elite serta kader PDIP. Bagaimanapun pada diri Jokowi masih melekat atribut kepala negara.

Ketidakhadiran itu membawa kebaikan bagi Jokowi maupun bagi PDIP. Jokowi dan maruah institusi kepala negara terselamatkan serta reaksi PDIP yang bisa saja membawa disinsentif elektoral juga terselamatkan.

Sementara Analis politik Unhas Andi Ali Armunanto, menilai keretakan hubungan Jokowi dan PDIP dari awal dilihat saat Megawati mengarahkan sasaran kritiknya kepada pemerintah. Ketidakhadiran Jokowi di HUT PDIP juga bisa menjadi jawaban terhadap kritikan tersebut.

“Juga menunjukkan PDIP tidak punya lagi kendali terhadap Jokowi. Itu justru menjadi momentum menyakinkan pendukung Jokowi,” kata Ali.

Kondisi ini tentu akan berimbas ke pemilih-pemilih Jokowi yang dahulu memilih PDIP. Mereka akan mengalihkan dukungan ke partai lain, karena masyaakat secara luas hanya membaca gimmick-gimmick politik seperti ini.

“Hari ini disajikan seperti itu maka tentu mereka akan menjadikan sebagai preferensi yang akan mempengaruhi arah politik mereka ke depan. Khususnya pada pemiliham legislatif dan pemilihan presiden,” ujar peneliti dan pengajar Ilmu Politik Fisip Unhas itu.

Sindiran Megawati di HUT ke-51 PDIP kemarin, jelas mengarah kepada Jokowi dan paslon nomor urut dua Prabowo-Gibran. Walaupun tidak menyebut nama, akan tetapi, secara harfiah orang bisa menafsirkan apa yang dimaksudkan oleh Megawati. (*/fajar)

0 Komentar