SUKABUMI EKSPRES- Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) merupakan pola pendekatan pengelolaan persampahan pada skala komunal atau kawasan dengan melibatkan peran aktif pemerintah dan masyarakat melalui pendekatan pemberdayaan masyarakat. Selain untuk mengatasi sampah yang banyak, TPS3R juga mampu meningkatkan ekonomi masyarakat sekitar.
Seperti TPS3R Cikondang di Kecamatan Citamiang Kota Sukabumi. TPS3R tersebut tergolong aktif dan sudah mandiri dalam pemilahan sampah yang berhasil menjadi nilai rupiah.
“Alhamdulillah, saat ini TPS3R Cikondang sudah mandiri dengan kegiatan pemilihan sampah. Ini bisa menjadi keberkahan juga bagi masyarakat sekitar karena menghasilkan nilai rupiah,” kata Kepala Bidang Pengelolaan Sampah Limbah B3 Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Sukabumi, Arlan Paranti Rivai, kepada wartawan, kemarin (11/1).
Baca Juga:Penerimaan PBB-P2 dan BPHTB SurplusKeselamatan Warga Terancam
Arlan mengatakan, berkat kerja keras jajaran TP3R dan Bank Sampah Kota Sukabumi Cikondang (Basmaci), mampu mengedukasi masyarakat untuk memilah sampah yang mampu menghasilkan nilai ekonomis. Baik itu untuk ibu rumah tangga, para pemuda karang taruna, dan lapisan masyarakat lainnya.
“Bahkan saat ini ada beberapa produsen makanan yang mempercayakan ke kami untuk memusnahkan produk mereka yang sudah kedaluwarsa. Nantinya akan diolah menjadi pakan maggot,” jelasnya.
Saat ini ada sekitar 13 TPS3R yang beroperasi di Kota Sukabumi. Dari jumlah tersebut, satu di antaranya sudah tidak layak dan yang aktif hanya berjumlah enam TPS3R.
“Makanya, kami akan mengaktifkan kembali dan memberikan edukasi kepada masyarakat agar mau memilah sampah,” akunya.
Direktur Basmici, Asep Yuhadi, mengungkapkan saat ini jumlah nasabah mencapai 4.500 orang. Jumlahnya terus bertambah hingga ke luar Kota Sukabumi.
“Penghasilan Basmici dalam satu bulan saat ini mencapai sekitar Rp50 juta dari hasil usaha memilah sampah. Hasilnya dirasakan bukan hanya oleh masyarakat sekitar yang menjadi nasabah, tapi juga masyarakat perbatasan di Kabupaten Sukabumi hingga luar daerah,” katanya.
Untuk jenis sampah yang bisa menghasilkan ekonomi di antaranya jenis plastik, tali rapia, karung bekas, kardus, dan botol plastik.
“Namun yang menjadi primadona yakni sampah plastik,” ungkapnya.