SUKABUMI EKSPRES – Hujan deras disertai angin kencang mengakibatkan ambruknya dua ruang kelas SDN Tangkil di Kampung Tegalpanjang Desa Sidamulya Kecamatan Ciemas Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Akibatnya, ruangan tidak lagi bisa digunakan untuk kegiatan belajar mengajar (KBM).
“Dua ruang kelas dengan panjang 10 meter dan lebar 7 meter yang berada di Desa Sidamulya, Kecamatan Ciemas ini ambruk selain dipengaruhi oleh faktor cuaca juga disebabkan kondisi bangunan yang sudah lapuk,” kata Humas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi Sandra Fitria di Sukabumi, Senin.
Informasi yang dihimpun dari Petugas Penanggulangan Bencana Kecamatan (P2BK) Ciemas dan pihak sekolah ruang kelas itu ambruk sekitar pukul 14.15 WIB, beruntung pada kejadian ini tidak ada korban luka maupun jiwa.
Baca Juga:Perpustakaan Cisarua Target Buka 10 Kelas Bahasa AsingTuntaskan Perekaman E-KTP bagi Pemilih Pemula
Dua ruang kelas digunakan untuk KBM kelas I dan II dengan jumlah murid sebanyak 60 orang. Sebelum ambruk, sempat turun deras disertai angin kencang, kondisi bangunan yang sudah lapuk diduga tidak mampu menahan kencangnya hembusan angin. Beruntung saat kejadian ruang kelas itu dalam keadaan kosong.
Data dari pihak sekolah, ruang kelas itu terakhir mendapatkan perbaikan atau renovasi 18 tahun lalu atau pada 2006. Setelah itu tidak ada lagi renovasi sehingga material kelas yang didominasi oleh kayu akhirnya lapuk di makan waktu.
Tidak hanya itu, beberapa kelas lainnya yang belum mendapatkan renovasi terancam ambruk, karena sudah beberapa kali terdapat genteng jatuh sehingga KBM pun menjadi terganggu khawatir terjadi hal yang tidak diinginkan.
Sementara, satu ruang kelas yang sudah direnovasi dengan menggunakan baja ringan yang posisinya berdampingan dengan kelas yang ambruk dalam kondisi masih baik dan aman.
Informasi dari pihak sekolah SDN Tangkil ini memiliki 162 murid dari kelas I sampai VI dengan jumlah tenaga pengajar berstatus aparatur sipil negara (ASN) dua orang termasuk satu diantaranya merupakan kepala sekolah. Sementara, pengajar non-ASN berjumlah lima orang. (ant)