SUKABUMI EKSPRES — Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) Islah Bahrawi menyebut ada perubahan taktik dari Prabowo Subianto saat ini.
Dibanding Pilpres sebelumnya. Islah bilang kini Prabowo merangkum dua pihak yang sebelumnya berseberamgak dengan dirinya.
“Dua kali kalah Pilpres karena getol menyerang Jokowi dan berseberangan dengan para mantan jenderal yang memecatnya. Kali ini taktiknya berubah.
Baca Juga:Kirab Kebangsaan Prabowo Gibran di Semarang Tarik Perhatian WNI dari Luar NegeriPuan Maharani Akhirnya Jawab Tegas Desas-desus Pertemuan Jokowi-Megawati
Merangkul keduanya yang penting dia bisa jadi presiden,” kata Islah dikutip dari unggahannya di X, Senin (29/1/2024).
Jika menang, kata Islah, ia bersepekasi. Dua pihak itu yang bakal dipaksa berlutut.
“Andai dia menang (Naudzubillah!), tolong catat: dua pihak ini lah yang kelak akan dipaksa berlutut satu persatu,” ujarnya.
Ia memberi contoh. Saat kalah debat saja, Prabowo disebutnya menyimpan dendam.
“Kalah debat saja dendamnya tidak pernah habis, apalagi dipermalukan puluhan tahun dalam karir politik. Dendamnya bisa jadi menusuk ke tulang sumsum,” jelasnya.
Goyang gemoy yang kini melekat pada Prabowo, dinilainya hanya gimik saja. Hal yang dilakukan untuk mencapai tujuan utamanya untuk jadi presiden.
“Hari ini dia masih joget-joget di atas pentas dan berkesan patuh. Tapi ini soal kekuasaan tertinggi. Untuk mencapai singgasana, siapa pun pasti bersedia melakukan apa pun. Bahkan berpura-pura jenaka untuk menutupi kebiasaan tantrumnya,” terangnya.
Baca Juga:JK Yakin AMIN Raih Dukungan Warga Jabar di Atas 50 PersenMal Pelayanan Publik Kota Sukabumi Kini Beroperasi di DPMPTSP
Islah mengungkapkan, presiden punya kekuasaan yang penuh. Jika Prabowo berkuasa, ia yakin tidak ada lagi yang bisa menghentikannya.
“Dalam dunia demokrasi yang belum begitu mapan, Presiden pada dasarnya adalah jabatan “top of the top”. Ia punya diskresi penuh, bisa membuat dekrit, bahkan bisa menyatakan darurat perang,” pungkasnya.
“Kalau misalnya terlanjur begitu, yang lain bakalan bisa apa? Berharap dari keberanian Gibran dan Kaesang? Buahahaha,” tandasnya.
(Arya/Fajar)