SUKABUMIEKSPRES – Dirty Vote sebuah film dokumenter yang ditayangkan di Youtube menggambarkan tentang desain kecurangan pemilihan umum yang di sutradarai oleh Dandhy Laksono.
Pada tayangan ini menampilkan beberapa akademisi atau pakar hukum tata negara seperti Bivitri Susanti, Feri Amsari dan Zainal Arifin Mochtar.
Tayangan dokumenter ini dibuat dengan konsep seperti sedang presentasi atau sedang proses mengajar dimana setiap narasumber menyampaikan materi melalui sebuah layar besar dan diselingi oleh beberapa cuplikan berita.
Baca Juga:Seorang Pria Tersambar Petir Saat Bermain Bola di Stadion SiliwangiSuper Bowl LVIII Chiefs Melawan 49ers Akan Jadi Pertandingan Menarik
Dirty Vote fokus membahas tentang potensi kecurangan yang akan terjadi terkait pemilihan umum khususnya pemilihan Presiden dan Wakil Presiden yang harus dimenangkan oleh salah satu paslon dengan satu putaran.
Film dokumenter ini berlatar belakang di sebuah studio dengan sorotan kamera terhadap beberapa set perlengkapan video dan juga narasumber yang saling bergantian untuk menyampaikan materi.
Konsep video dokumenter dengan penyampaian materi narasumber seperti ini biasanya membosankan dan menjenuhkan karena footagenya terkesan monoton. Sedangkan untuk durasinya sendiri Dirty Vote lumayan cukup panjang yaitu sekitar 2jam namun Dandhy Laksono berhasil mengemas materinya dengan menarik sehingga waktu tidak terasa dan senasinya seperti saat sedang belajar bersama.
Saat ini tayangan Dirty Vote sudah ditonton sebanyak 120 ribu penonton saat diupload pada tanggal 11 Februari 2024 jam 11.00.
Dandhy Laksono memang terkenal dengan berbagai karyanya terkait dokumenter tentang segala yang terjadi di negeri Indonesia ini.
Konsep pembuatan video nya selalu menarik dengan berbagai pembahasan yang kontroversi, selain Dirty Vote Dandhy Laksono pernah membuat sebuah dokumenter yang berjudul Sexy Killer sebuah dokumenter jurnalistik investigasi yang menceritakan tentang keterlibatan para petinggi pemerintah terkait bisnis batu bara.
Indonesia memang perlu lebih banyak lagi suguhan menarik dokumenter seperti ini dengan pembahasan yang lebih edukatif dan pengemasan video dokumenter yang lebih atraktif.