SUKABUMIEKSPRES – “Dirty Vote” telah menjadi film yang kontroversial dan memicu banyak perdebatan di masyarakat, hingga penting bagi masyarakat untuk menonton film ini dengan kritis dan tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang disampaikan dalam tontonan tersebut.
Diketahui, film dokumenter “Dirty Vote” yang dirilis pada 11 Februari 2024 kemarin ini telah menembus 13 juta penonton dalam waktu 3 hari, dan menuai banyak pro kontra di banyak kalangan masyarakat.
Pro:
-Banyak yang mendukung film dokumenter ini karena mengangkat isu kecurangan pemilu yang marak terjadi di Indonesia.
Baca Juga:Viral! Raffi Ahmad Diduga Rekam Video Saat Mencoblos di Pilpres 2024Banjir dan Ambruknya TPS di Duri Kepa, Jakbar Menunda Pemilu
-Film ini dianggap sebagai edukasi bagi masyarakat tentang bahaya kecurangan pemilu.
-Film dokumenter ini mendorong masyarakat untuk lebih kritis dan jeli dalam mengawasi jalannya pemilu.
Kontra:
-Ada yang menilai film ini sebagai propaganda dan kampanye hitam terhadap salah satu pasangan calon presiden.
-Film dokumenter ini dianggap tidak objektif dan hanya menampilkan satu sisi cerita.
-Ada yang khawatir tontonan viral ini akan memicu polarisasi dan ketegangan di masyarakat.
Tanggapan KPU:
1. KPU menyatakan bahwa film “Dirty Vote” tidak mewakili pandangan KPU.
2. KPU menegaskan bahwa KPU berkomitmen untuk menyelenggarakan pemilu yang jujur, adil, dan transparan.
3. KPU mengimbau kepada masyarakat untuk tidak mudah terprovokasi oleh informasi yang tidak akurat.
Saran:
Baca Juga:Diduga kecapean, Petugas KPPS di Magetan Meninggal DuniaJelang Pencoblosan, Anies Baswedan Subuhan Berjamaah Bersama KeluargaÂ
1. Masyarakat diimbau untuk menonton film “Dirty Vote” dengan kritis dan tidak menelan mentah-mentah semua informasi yang disampaikan dalam film.
2. Masyarakat juga diimbau untuk mencari informasi dari berbagai sumber yang kredibel untuk mendapatkan gambaran yang lebih lengkap tentang isu kecurangan pemilu.