AKS Dorong Percepatan Penurunan Kasus Stunting

Ist
AKS: Dinas P2KBP3 Kota Sukabumi melaksanakan audit kasus stunting (AKS) dalam rangka mendukung terwujudnya zero new stunting.
0 Komentar

JL KENARI, SUKABUMI ,JABAREKSPRES.COM – Penjabat Sekretaris Daerah Kota Sukabumi, Hasan Asari, menghadiri kegiatan audit kasus stunting (AKS) dalam rangka mendukung terwujudnya zero new stunting, kemarin (19/9). Kegiatan yang dilaksanakan di Ruang Pertemuan DP2KBP3 ini bertujuan mengkaji serta memberikan rekomendasi tindak lanjut terkait kasus stunting yang ada di Kota Sukabumi.

Audit kasus stunting merupakan implementasi Peraturan BKKBN Nomor 12/2021 tentang Rencana Aksi Nasional Percepatan Penurunan Stunting di Indonesia. Salah satu rencana aksi tersebut adalah pelaksanaan Audit Kasus Stunting (AKS) guna mendukung target nasional penurunan prevalensi stunting menjadi 14 persen pada tahun 2024 serta mendukung terwujudnya zero new stunting di Jawa Barat.

Yadi, salah satu peserta, menjelaskan AKS adalah langkah penting untuk memahami, mengevaluasi, dan menangani masalah stunting secara komprehensif. Stunting sebagai masalah kesehatan yang memengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak, baik dalam jangka pendek maupun panjang, memerlukan penanganan serius.

Baca Juga:Siap Siaga Hadapi Ancaman Megathrust *BPBD Kota Sukabumi Gencarkan Sosialisasi dan SimulasiPLN Sukabumi Beri Bantuan Penyambungan Listrik Gratis Melalui  "Light Up The Dream

“Pelaksanaan audit ini juga diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat. Audit dilaksanakan dua kali dalam setahun oleh Tim Audit Kasus Stunting yang terdiri dari Tim Teknis dan Tim Pakar, dengan tujuan mengidentifikasi jumlah kasus, tata kelola, dan rumusan solusi di tiap daerah,” ujarnya.

Program “Mentari Berdasi” dari DP2KBP3A Kota Sukabumi juga disebutkan sebagai salah satu upaya signifikan dalam penurunan stunting. Program ini memaksimalkan peran Tim Pendamping Keluarga (TPK) dalam melakukan deteksi dini pada keluarga berisiko stunting.

Pj Sekda Kota Sukabumi Hasan Asari turut memberikan apresiasi kepada seluruh elemen di Kota Sukabumi yang telah berkolaborasi penuh dalam upaya menekan angka stunting.

Berdasarkan data terbaru, prevalensi stunting di Kota Sukabumi masih berada pada angka 5,69 persen pada Februari 2024 dengan 1.065 balita stunted dan meningkat menjadi 6,38 persen pada Juni 2024 dengan 1.291 balita. Kenaikan ini menunjukkan bahwa tantangan penurunan stunting masih signifikan.

Data dari SSGI tahun 2022 menunjukkan prevalensi stunting di Sukabumi sebesar 19,2 persen. Kemudian meningkat menjadi 26,9 persen pada tahun 2023.

Dengan kondisi ini Hasan berharap audit kasus stunting bisa menghasilkan intervensi yang lebih efektif, terutama untuk calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas, serta anak baduta.

0 Komentar