Tim Inovasi Daerah Datangi Kota Sukabumi

Istimewa
DOKPIM/SUKABUMI EKSPRES VALIDASI: Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menerima Tim Penilai Validasi Lapangan Inovasi Daerah (IGA) di Ruang Utama Balai Kota Sukabumi.
0 Komentar

SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Pemerintah Kota Sukabumi menerima Tim Penilai Validasi Lapangan Inovasi Daerah (IGA) di Ruang Utama Balai Kota Sukabumi, kemarin (19/11). Tim penilai terdiri dari Asisten Koordinasi Desentralisasi Otonomi Daerah Ade Pratikno serta perwakilan BSKDN Kemendagri, Faisal Syarif.

Kunjungan ini merupakan bagian dari proses penilaian inovasi daerah yang dilakukan Kemendagri terhadap kota dan kabupaten seluruh Indonesia.

Wali Kota Sukabumi Ayep Zaki menegaskan, kehadiran kepala daerah dalam berbagai program pembangunan sangat penting sebagai bentuk komitmen membangun ekosistem inovasi yang berkelanjutan. Dia menyebut, agenda inovasi ini merupakan harapan masa depan yang dapat melahirkan kreativitas daerah dan menumbuhkan kesejahteraan masyarakat melalui pembangunan yang tepat sasaran.

Baca Juga:Bagian Pemerintahan Setda Kota Sukabumi Perkuat Tata Kelola Kerja Sama Melalui Sapa KerdaWalkot Sukabumi Serahkan 5.237 Kartu BPJS Ketenagakerjaan untuk Pekerja Rentan

Dia menyampaikan apresiasinya terhadap Kemendagri yang secara konsisten mengembangkan ajang Inovation Government Award (IGA). Menurutnya, kompetisi atau nonkompetisi bukanlah tujuan utama, melainkan bagaimana inovasi tersebut memberikan manfaat nyata bagi masyarakat.

“Yang memberikan apresiasi adalah masyarakat, bukan kepala daerah. Inilah esensi inovasi, yaitu memberikan dampak langsung bagi warga,” ujar Ayep Zaki.

Dalam kesempatan tersebut, Wali Kota Sukabumi juga memaparkan inovasi strategis Kota Sukabumi yang mengombinasikan pendanaan dari APBD, Bantuan Keuangan (Bankeu), dan PAD, serta mengembangkan inovasi berbasis sosial murni melalui model wakaf produktif dengan mekanisme qardhul hasan.

Inovasi ini digagas untuk menggerakkan pembangunan ekonomi sosial tanpa orientasi bisnis, melainkan untuk mendorong kemandirian masyarakat secara berkelanjutan. Dia menegaskan bahwa model ini telah diterapkan di banyak negara dan terbukti efektif sebagai pengungkit ekonomi masyarakat akar rumput.

Dia menyebutkan, selama enam bulan berjalannya program, sebanyak 808 penerima manfaat telah terlibat, dan pada Desember 2025, jumlah itu ditargetkan mencapai 1.100 penerima. Menurutnya, inovasi ini merupakan embrio ekosistem ekonomi yang mempersiapkan para pelaku usaha mikro sebelum masuk ke sektor perbankan formal, termasuk fasilitas KUR yang disediakan pemerintah.

Program ini juga mendapatkan apresiasi dari perbankan daerah dan dukungan dalam bentuk CSR, karena mampu menghadirkan calon nasabah yang memiliki usaha nyata dan layak untuk dikembangkan. Wali kota menegaskan bahwa inovasi ini, selain membantu masyarakat, juga memperkuat sektor perbankan melalui data dan pendampingan yang lebih akurat.

0 Komentar