SUKABUMI, SUKABUMI EKSPRES – SCG Sukabumi, PT Semen Jawa dan PT Tambang Sukabumi mantap memasuki babak baru dalam penerapan SCG ESG 4 Plus untuk mencapai keberlanjutan dan mendukung kesejahteraan masyarakat Kabupaten
Selama satu dekade, perusahaan telah berkontribusi terhadap pembangunan multisektor, khususnya pada lima desa yang berada di wilayah operasional meliputi, Desa Sirnaresmi, Desa Kebonmanggu, Desa Wangunreja, Tanjungsari, dan Desa Sukamaju. Tahun ini, perusahan telah menyiapkan 93 program berlandaskan ESG 4 Plus, terdiri dari program yang sama dan program baru, mencakup inovasi teknologi, pembangunan multisektor, dan kolaborasi dengan stakeholder.
SCG ESG 4 Plus dikembangkan oleh SCG dari prinsip ESG (Environmental, Social, and Governance) dengan empat fokus, yaitu mengurangi emisi karbon (Set Net Zero), menciptakan produk dan industri hijau (Go Green), menekan kesenjangan (Reduce Inequality), dan merangkul kolaborasi dengan berbagai stakeholder (Embrace Collaboration). Sementara Plus bermakna keadilan dan transparansi, baik di dalam maupun di luar perusahaan.
Baca Juga:Ponpes Bantu Tingkatkan Kualitas Hasil PerikananJPU Ancam Eks Ketua DPRD Jabar Dihukum 12 Tahun, Terkait Kasus TPPU Aset di Sukabumi
Menurut Presiden Direktur PT Semen Jawa dan PT Tambang Semen Sukabumi, Somchai Dumrongsil, perusahaan telah menjalankan program Corporate Social Responsibility (CSR) sejak tahun 2013.
“Implementasi ESG 4 Plus sesungguhnya telah tecermin pada program pembangunan multisektor yang selama ini kami jalankan dan tertuang dalam rencana jangka panjang perusahaan. Rencana tersebut tentunya berangkat dari tantangan serta potensi yang ada di masyarakat Sukabumi. Tahun ini, kami akan mengusung beberapa program unggulan dengan mempererat kolaborasi seluruh elemen dan merangkul masyarakat lebih luas,” tutur Somchai.p
Untuk mengurangi emisi karbon dan menciptakan industri hijau, perusahaan mengusung inovasi teknologi Alternative Raw and Alternative Fuel (AR/ AF), yaitu pemanfaatan limbah industri menjadi bahan bakar pengganti energi fosil dan bahan baku alternatif untuk pembuatan semen.
Di sisi lain, perusahaan juga tengah mengembangkan inovasi Refuse-Derived Fuel (RDF), teknologi pengolahan sampah perkotaan / Municipal Solid Waste (MSW) untuk menghasilkan energi panas sebagai bahan bakar produksi semen.