PALABUHANRATU,SUKABUMIEKSPRES- Pelajar SD, Seorang pelajar yang masih duduk di bangku SD di Kabupaten Sukabumi tewas mengenaskan, Korban yang masih berusia 12 tahun itu diduga dibacok pelajar berseragam SMP di Jala KH Anwari Kecamatan Palabuhanratu, Sabtu (4/3).
Tak diketahui persis kronologi kejadiannya, Tapi berdasarkan informasi sejumlah saksi di lokasi kejadian, saat itu para pelaku yang mengendarai sepeda motor berkonvoi sambil membentangkan bendera berukuran besar berwarna kombinasi merah, putih, dan biru.
Mereka mengendarai dua sepeda motor, Masing-masing sepeda motor ditumpangi tiga orang, Mereka melaju dari arah Gunung Butak.
Baca Juga:Harga Cabai Masih Cukup MahalBNN Sukabumi Dorong Terbitnya Perda P4GN
Korban mengalami luka bacok pada bagian leher, Usai terkena bacokan, korban sempat berjalan beberapa meter, Tapi karena banyak darah yang keluar, akhirnya korban ambruk hingga tak sadarkan diri, Warga yang mendapati korban terkapar segera mengevakuasi ke RSUD Palabuhanratu, Namun nyawa korban tak bisa tertolong dalam perjalanan ke rumah sakit.
“Saya tak mengetahui mereka (pelaku) dari sekolah mana. Hanya saat itu mereka menggunakan dua sepeda motor sambil membentangkan bendera berukuran besar. Masing-masing motor ditumpangi tiga orang,” kata Aji, pedagang siomay di sekitar lokasi kejadian, Sabtu.
Polisi yang mendapat laporan segera melakukan penyelidikan, Hanya dalam waktu kurang dari enam jam, polisi, mengamankan 14 pelajar diduga terlibat penganiayaan hingga menyebabkan tewasnya korban,
Hasil penyelidikan, dari jumlah sebanyak itu Polres Sukabumi menetapkan tiga orang anak yang berhadapan dengan hukum (ABH).
Mereka diduga yang menganiaya korban hingga tewas, Ketiganya berperan sebagai eksekutor, pembonceng eksekutor, dan pemilik cerulit yang digunakan membacok korban.
“Para pelaku ada acara di pantai kemudian konvoi. Sekitar pukul 11.40 siang mereka bertemu korban dan langsung dibacok,” terang Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede pada konferensi pers di Mapolres Sukabumi, Palabuhanratu, kemarin (5/3).
Berbekal berbagai informasi dari saksi mata, polisi melakukan penelusuran dan olah TKP. Hasilnya didapat beberapa informasi kemudian dikembangkan,
Hasil pendalaman, kata Maruly, setelah menganiaya korban, eksekutor dan pembonceng eksekutor melarikan diri dan bersembunyi di area perkebunan karet, Eksekutor sempat menyembunyikan sajam yang digunakan namun berhasil ditemukan penyidik.