Pemecatan Guru karena Komen “Maneh” ke Kang Emil Dinilai Terlalu Lebay

Pemecatan Guru karena Komen "Maneh" ke Kang Emil Dinilai Terlalu Lebay
0 Komentar

SUKABUMIEKSPRES — Pemecatan Guru karena Komen “Maneh”,Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil, kini tengah jadi sorotan publik, terkhusus di media sosial. Hal itu dipicu mencuatnya pemberitaan guru Sabil Fadilah yang dipecat karena kata “maneh”.

BACA JUGA:Guru Pengkritik Ridwan Kamil Tolak Tawaran Mengajar Kembali di SMK Cirebon

Menanggapi hal itu, Pakar Hukum dari Universitas Al Azhar, Suparji Ahmad, menilai pemecatan seorang guru di Cirebon yaitu Muhammad Sabil Fadhilah itu sangatlah berlebihan.

Baca Juga:Sadis! Slow Respon Balas Chat WA. Pria Ini Setrika Tubuh PacarRamadan 1444 H, Airlangga Hartarto: Banyak Angka 4, Seperti Nomor Golkar

Diketahui, Sabil Fadhilah merupakan guru honorer asal Cirebon yang dipecat dari sekolah tempatnya mengajar usai melontarkan kritik pada kolom komentar salah satu unggahan dari akun Instagram Ridwan Kamil.

Mengingat komentar yang dilayangkan seorang guru SMK itu tidaklah bertentangan dengan norma hukum, maka hal ini merupakan perbuatan lebay.

“(Lebay) sebaiknya dilakukan peringatan dan pembinaan dulu,” kata Suparji saat dihubungi Pojoksatu.id (jaringan fajar.co.id), Sabtu (18/3/2023).

Suparji juga beranggapan, bisa saja komentar yang dilayangkan seorang itu sebagai bentuk kekhilafannya.
Karena itu, ia manyarankan agar sebaiknya pemecatan Muhammad Sabil Fadilah itu dibatalkan. “Mungkin karena khilaf. Jangan langsung dipecat,” ujarnya lagi.

Sebelumnya, seorang guru SMK di Cirebon dipecat usai melontarkan kritikan kepada Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil di Instagram.Guru bernama Muhammad Sabil itu menduga, dia dipecat karena memanggil Ridwan Kamil dengan sebutan ‘maneh’.

Merespons pemecatan guru yang bersangkutan, Mantan Wali Kota Bandung menduga bahwa pemecatan itu mungkin berkaitan dengan status Sabil sebagai guru yang sepak terjangnya bisa dilihat dan ditiru murid-muridnya.Namun ia mengatakan telah menghubungi pihak yayasan untuk membatalkannya.

“Setelah berita itu hadir, saya sudah mengontak sekolah atau yayasan agar yang bersangkutan cukup dinasihati dan diingatkan saja, tidak perlu sampai diberhentikan,” ujarnya.

Baca Juga:Megawati Temui Jokowi di Tengah Isu Duet Prabowo-Ganjar DijodohkanKorupsi Beras Bansos Rugikan Negara Ratusan Miliar

“Apa pun itu, di era medsos tanpa sensor ini, kewajiban kita para orang tua, guru dan pemimpin untuk terus saling nasihat-menasihati dalam kebaikan, kesabaran dan selalu bijak dalam bermedsos. Agar anak cucu kita bisa hidup dalam peradaban yang lebih mulia. Hatur Nuhun” jelasnya lagi. (pojoksatu/fajar)

0 Komentar