SUKABUMI EKSPRES– Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Sukabumi mencatat sepanjang periode Januari-September terdapat 41 konten yang teridentifikasi merupakan hoaks. Diskominfo pun melakukan counter terhadap berita-berita bohong itu.
“Alhamdulillah, 41 informasi palsu itu sudah kita counter,” ujar Pranata Humas Bidang Komunikasi dan Informasi Publik (KIP) Diskominfo Kota Sukabumi, Riksan Satyaprawira, kemarin (5/10).
Dari 41 kabar palsu itu di antaranya memalsukan nomor WhatsApp pejabat pemerintah daerah dan penipuan mengatasnamakan perusahaan ekspedisi.
Baca Juga:PSI Belum Tentukan Dukungan di Pilpres 2024Kaesang Pangarep Akan Sita Harta Kader PSI yang Terjerat Kasus Korupsi
Namun yang sering terjadi ditemukan yaitu pesan melalui berbagai aplikasi baik foto atau video yang keteranganya tidak sesuai (false context).
Penyebaran kabar bohong false context, kata Riksan, diawali dengan video atau foto diikuti dengan keterangan teks untuk memperkuat kontek yang ingin disampaikan.
Selain itu juga diperkuat dengan mencantumkan link atau tautan dari sebuah situs berita yang berisikan informasi berkaitan dengan kabar yang disampaikan pada keterangan teks, video, atau foto.
“Untuk itu, masyarakat harus bisa memeriksa terlebih dahulu link atau tautan yang tertera dalam pesan. Baca dan pahami isinya. Kemudian pastikan link atau tautan tersebut dari situs terpercaya. Jika ragu lebih baik tidak usah di-klik. Bisa juga memeriksa keasliannya dengan menggunakan mesin pencairan, seperti Google,” ungkapnya.
Diskominfo telah membuat 14 konten edukasi pencegahan hoaks yang bisa dimanfaatkan masyarakat. Konten itu sebagai salah satu upaya menghindari hoaks.
“Kontennya bisa dilihat di berbagi media sosial milik Diskominfo Kota Sukabumi. Kami juga melakukan gerakan literasi digital kepada masyarakat dan ke seluruh perangkat daerah. Dengan gerakan literasi digital ini kita berikan pemahaman mana berita hoaks dan mana yang bukan,” pungkasnya. (mg4)