SUKABUMI EKSPRES– Pemerintah Kota Sukabumi akan memaksimalkan dukungan anggaran untuk penanganan kasus stunting (tengkes). Satu di antaranya mengalokasikan anggaran dari dana alokasi khusus (DAK).
Penjabat Wali Kota Sukabumi Kusmana Hartadji, mengatakan selain anggaran di setiap perangkat daerah yang dialokasikan dari APBD, upaya penanganan angka prevalensi kasus tengkes juga dimungkinkan menggunakan dana dukungan. Kusmana menyebut salah satu anggaran dukungan itu yakni DAK.
“Kami juga akan memaksimalkan dana dukungan yang telah dianggarkan untuk penurunan kasus stunting. Misalnya dana alokasi khusus maupun optimalisasi penggunaan Dana Kelurahan,” kata Kusmana, belum lama ini.
Baca Juga:Terjadi 222 Kali Kebakaran LahanKecamatan Cibeureum Pantau Hasil P2RW di Dua Kelurahan
Kusmana menuturkan sampai saat ini Pemkot Sukabumi melakukan berbagai upaya intervensi percepatan penuntasan angka prevalensi kasus tengkes. Langkah itu merupakan bentuk komitmen agar target angka prevalensi kasus tengkes pada 2024 bisa mencapai 14 persen.
“Kami masih terus mengintervensi berbagai kalangan, bahkan sampai ke tingkat keluarga, sebagai upaya menurunkan angka stunting. Salah satunya pemberian tablet penambah darah bagi kalangan remaja putri,” tutur Kusmana yang belum genap sebulan ditunjuk sebagai Penjabat Wali Kota Sukabumi.
Selain pemberian tablet penambah darah kepada remaja putri, lanjut Kusmana, Pemkot Sukabumi juga melakukan pemeriksaan secara spesifik terhadap ibu hamil, pemantauan pertumbuhan balita, dan pendekatan kepada calon pengantin agar mau memeriksakan kesehatan mereka.
“Penanganan penurunan angka prevalensi kasus stunting memang membutuhkan keterlibatan banyak pihak. Karena itu, mesti tercipta kolaborasi antara pemerintah daerah dan berbagai unsur lainnya di Kota Sukabumi,” ujarnya.
Kusmana berharap, melalui kerja sama yang erat antara pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat, dan sektor swasta, Kota Sukabumi dapat memberikan kontribusi signifikan mengimplementasikan target penurunan angka kasus tengkes secara nasional.
Saat ini sedang dioptimalisasikan data penurunan angka prevalensi kasus stunting berbasis teknologi.
“Akurasi data penurunan angka prevalensi stunting akan kami optimalkan melalui pembuatan aplikasi berbasis web dan android,” imbuhnya.