SUKABUMI EKSPRES– Wali Talqin Shiddiqiyyah, Jamal Abdul Nasir, menceritakan sejarah pembangunan pesantren HSHF di Desa Karangpapak yang hari ini berdiri megah bangunan masjid dan Ula (aula) serta beberapa monumen.
Jamal mengatakan, tahun 1994 Sang Mursyid mengutus wakilnya untuk mencari tanah di daerah Palabuhanratu, saat dilakukan pencarian tanah tidak ditemukan lokasi tanah yang cocok.
BACA JUGA: Thariqoh Shiddiqiyyah Bangun Pesantren di Cisolok Sukabumi
“Tahun 1998 beliau sendiri akhirnya datang lewat jalan Marinjung naik, itu pas satu mobil (jalannya) sampai pas di atas di makam itu. Di sana itu ada makam umum, beliau berdiri, berdoa menghadap ke laut, alhamdulillah atas berkat rochmat Alloh, tahun 1999 terbeli tanah yang sebelah sana itu seluas 9.000 meter persegi, kemudian wakilnya diutus juga untuk cari tanah lagi nambah-nambah tanpa ada paksaan, belum juga berhasil,” ungkap Jamal.
Baca Juga:FTBI Tingkat SMP Resmi DibukaKPM di Selabatu Terima Bantuan Beras
Karena wakilnya tidak berhasil mencari tambahan tanah, Sang Mursyid kembali datang ke wilayah Desa Karangpapak pada tahun 2004, Kyai Moch. Muchtar Mu’thi di tahun 2004 datang melalui jalan raya Marinjung.
BACA JUGA: BNNK Sukabumi Libatkan Pesantren Hadapi Ancaman Narkoba
“Lalu beliau jalan lewat sawah, jalan setapak, kemudian berdiri dan berdoa mohon kepada Alloh supaya dibeli tanah, alhamdulillah tahun 2005 tanah tempat beliau berdiri itu terbeli atasnama pak Tatang seluas 5.000 meter persegi, kemudian diteruskan oleh bapak wakilnya,” ucap Jamal.
Pada tahun 2010, lanjut Jamal, sudah terbentuk organisasi DPP dari Shiddiqiyyah melanjutkan pembelian lahan. Sampai akhirnya terbeli lahan untuk jalan menuju pesantren sepanjang 300 meter dan lebar 5 meter.
“Tahun 2013 dikumpulkan organisasi 3 wilayah, yaitu Jawa Barat, DKI, Banten, berkumpul di sini, di sini masih berupa hutan, kemudian terpilihnya saya ketua DPP Jawa Barat menjadi ketua panitia, alhamdulillah atas berkat rochmat Alloh yang maha kuasa, tambah akhirnya tanah itu, tanah yang 9 ribu di atas dan 5 ribu ini terpisah, alhamdulillah saya ketua panitia bisa menyambung,” terangnya.
“Tahun 2015, ketua panitianya ganti, itu bisa bangun musola dan jembatan yang selatan untuk menyambungkan, 2019 turun dawuh ke guru kami pak Abdul Malik untuk memulai pembangunan pesantren HSHF. Nah, di situ lah perkembangan tanah itu tambah-tambah sampai saat ini sekitar 5,5 hektare,” jelasnya.