SUKABUMI EKSPRES – Puluhan pelajar kelas III dan VI SDN Bantargebang di Kecamatan Bantargadung Kabupaten Sukabumi sejak setengah tahun lalu belajar di tenda. Proses pembelajaran itu terpaksa dilakukan karena bangunan ruang kelas sudah tak layak digunakan karena lapuk dimakan usia.
Berdasarkan informasi yang dihimpun, di sekolah itu ada empat ruang kelas yang kondisinya rusak. Kondisi bangunan memang terlihat kokoh, namun di ruangan bagian dalam terlihat retakan-retakan bangunan.
Terutama pada bagian lantai keramik yang kondisinya pecah. Ada dua ruangan perpustakaan yang juga dipakai untuk belajar mengajar darurat untuk siswa kelas lainnya.
Baca Juga:Generasi Muda Harus Bisa InspiratifSKPD dan Warga Harus Konsisten Laksanakan Jumsih
“Kami terpaksa memindahkan proses belajar di bawah tenda karena kondisi ruangan kelas sudah darurat sekali. Kurang lebih sudah enam bulan anak-anak belajar di tenda,” ujar Kepala SDN Bantargebang, Edi Suhaedi, kepada wartawan, kemarin (31/10).
Edi menjelaskan, kegiatan belajar di ruang kelas itu atas inisiatifnya. Hal itu terpaksa dilakukan karena pernah ada siswa yang tertimpa asbes saat belajar di kelas. Ia menyadari belajar di bawah tenda tidak nyaman karena panas, debu, hingga gangguan suara.
“Saya inisiatif membuat tenda darurat. Memang jauh dari rasa nyaman. Bahkan kemarin saya sengaja mengajak orang tua murid rapat di sini. Bisa dirasakan langsung, panas dan tidak nyaman, apalagi untuk anak-anak didik kami,” jelasnya
Waktu efektif belajar di bawah tenda hanya hingga pukul 10.00 WIB. Sebab, jika dipaksakan hingga pukul 12.00 WIB, ia tak membayangkan panasnya belajar di bawah tenda.
“Kalau minta bantuan perbaikan sudah sering. Mamun kami dijanjikan tahun depan. Padahal kondisinya sudah sangat memprihatinkan,” tandasnya. (mg3)