Pengamat Ungkap Alasan Partai Islam Sulit Menang Pemilu

Pengamat Ungkap Alasan Partai Islam Sulit Menang Pemilu
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES — Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengakui tantangan yang dihadapi dalam meraih kursi DPRD Sulsel.  

Pengamat Politik Universitas Hasanuddin (Unhas), Ali Armunanto, membeberkan soal alasan mengapa partai Islam sulit mendulang kemenangan.

Hal itu dikarenakan partai-partai Islam lebih cenderung membawa orang dalam tarikan-tarikan ke ruang politik-politik yang bersifat sektarian.

Baca Juga:Meski Kerap Blunder, Pengamat Sebut Program BLT Jokowi Jaga Elektabilitas Prabowo-GibranViral! Gus Raharjo Ungkap Kisah Ganjar dan Jokowi yang Tak Diketahui Publik

Misalnya, Partai Keadilan Sejahtera (PKS) yang dianggap lebih fundamentalis, kemudian PAN yang dikenal basis Muhammadiyah.

Lalu, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) yang dikenal dengan basis ormas Nahdlatul Ulama (NU). Sementara, Partai Persatuan Pembangunan (PPP) justru ke tradisionalis.

Belum lagi, basis pemilih PAN akan diganggu oleh Partai Ummat, sementara PKS dinilai beririsan dengan basis Partai Gelora.

“Tarikan-tarikan seperti inilah yang kemudian membuat partai-partai Islam tidak bisa memenangkan pemilu karena terlalu banyak terfragmentasi dan banyaknya faksi-faksi dalam kelompok-kelompok Islam sendiri,” kata Ali Armunanto.

Berdasarkan Laporan The Royal Islamic Strategic Studies Centre (RISSC) bertajuk The Muslim 500 edisi 2023, menunjukkan bahwa jumlah populasi muslim di Indonesia mencapai 237,55 juta jiwa.

Populasi muslim tersebut setara dengan 86,7 persen dari total populasi di Indonesia.

Penduduk Islam itu dianggap kemudian terbagi-bagi ke dalam beberapa aliran atau kelompok maupun institusi yang membuat kelompok-kelompok Islam itu terfragmentasi.

Baca Juga:Pemkot Sukabumi Gelar Bimtek Nama “Rupabumi”Bupati Minta Mindset SDM Diskominfo Ditingkatkan dalam Bertugas

Belum lagi, tarikan-tarikan ke arah perilaku dan tindakan-tindakan yang berbasis ekstrem kanan dalam spektrum ideologi.

Di samping itu, kebanyakan psikologi politik masyarakat itu tidak terlalu menyukai persoalan-persoalan tarikan-tarikan yang lebih ke kiri ataupun tarikan yang terlalu ke kanan.

“Mereka cenderung ke tengah, itulah yang menyebabkan partai-partai yang berideologi tengah itu selalu memenangkan pertarungan. Misalnya, Golkar, Demokrat, hingga PDIP, mereka itu ideologi-ideologi tengah,” paparnya.

Ali Armunanto mengatakan bahwa hal itu yang membuatnya tarikan-tarikan ke dalam umat Islam ini semakin ekstrem yang tidak menyenangkan untuk membuat tekanan-tekanan dan tidak menyenangkan untuk umat Islam. 

Mayoritas penduduk muslim akan memilih partai-partai tengah.

“Kalau kita lihat bahwa orang-orang Islam ini yang berafiliasi itu mungkin sekitar 30 sampai 40 persen dari semua pemilih kita yang beragama Islam,” ujarnya.

0 Komentar