SUKABUMI EKSPRES – Kawasan kumuh di Kota Sukabumi hingga akhir 2023 berkurang sekitar 50 hektare. Pengurangan yang cukup signifikan itu tak terlepas berbagai program yang digulirkan seperti P2RW, Dana Kelurahan, dan lainnya.
Kepala Bidang Infrastruktur dan Kewilayahan Bappeda Kota Sukabumi, Frendy Yuwono, menjelaskan berbagai bantuan penuntasan kawasan kumuh di antaranya bantuan dari Pemprov Jabar yang difokuskan di Kelurahan Citamiang. Lalu terdapat juga bantuan dari pemerintah pusat untuk penuntasan kawasan kumuh di Cipelang.
“Makanya, selama 2023, penurunan kawasan kumuh cukup tinggi, mencapai 50 hektare,” kata Frendy kepada wartawan, kemarin (25/1).
Baca Juga:Cinta Ditolak, Otot BertindakPemkab Tunggu Hasil Kajian BMKG
Tahun ini Kota Sukabumi mendapatkan bantuan kawasan kumuh tematik di Kelurahan Sukakarya. Penanganan kawasan kumuh tematik yakni menggabungkan konsep penanganan kawasan kumuh dengan penataan kawasan berbasis tematik.
“Di Kelurahan Sukakarya itu kan ada potensi budaya yaitu Wayang Sukuraga. Lokasinya berada di kawasan kumuh. Kita kolaborasikan sekaligus menata wisata budayanya. Misalnya membangun gedung pertunjukkan, jalan-jalan, dan penanda-penanda yang lebih menghidupkan suasana,” ujarnya.
Selanjutnya ada bantuan kompetitif yang dilakukan dengan konsep pemanfaatan sungai untuk sarana air bersih dan sumber energi alternatif. Lokasinya difokuskan di Kelurahan Subangjaya berupa pembangkit listrik tenaga mikrohydro (PLTMh).
“Energi listrik yang dihasilkan akan digunakan untuk saluran air bersih. Setelah itu digunakan sebesar-besarnya untuk memenuhi kebutuhan air bersih. Bantuan kompetitif itu adalah konsep baru dari provinsi,” ujar Frendy.
Sejak tahun lalu bantuan keuangan telah menggunakan konsep bantuan kompetitif. Namun harus dibarengi dengan inovasi dalam pengajuan usulan keuangan.
“Setelah itu membuat proposal kemudian dikompetisikan,” ujar Frendy. (ist)