SUKABUMI EKSPRES– Hujan deras dengan intensitas tinggi kembali menyebabkan bencana retakan tanah di Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Kabupaten Sukabumi, terus meluas.
Kepala Desa Mekarsari, Muhammad Ilham Maulana Kodratullah mengatakan, bencana retakan tanah yang awalnya terjadi di tahun 2021 lalu hingga kini masih terjadi.
Bahkan retakan tanah yang memporak-porandakan puluhan rumah penduduk dan merusak lahan pertanian warga di desa tersebut, kini semakin meluas, seiring dengan intensitas curah hujan yang tinggi.
Baca Juga:Pemkab dan Bulog Gelar Operasi Pasar Murah Beras SPHPBPKPD Fokus Implementasikan Tiga Strategi
“Beberapa hari lalu ada laporan ke desa, ada tiga rumah warga yang rusak dan nyaris roboh di Kampung Jati dan Kampung Caringin. Kejadiannya saat hujan deras pada Sabtu (24/02) lalu,” kata Muhammad Ilham Maulana Kodratullah pada Senin (26/02).
Saat peninjauan lapangan, kata Muhammad Ilham, daerah Kampung Caringin dan Kampung Jati, kontruksi tanahnya sangat labil.
Sehingga, saat diguyur hujan deras tanahnya kembali bergerak hingga merusak rumah penduduk.
“Upaya dari desa, jika nanti terjadi lagi bencana pergeseran tanah antisipasinya akan dipersiapkan tenda siaga. Namin mudah-mudahan saja saya berharap tak sampai terjadi lagi bencana seperti tahun 2021,” tandasnya.
Sebab itu, ia bersama warga terdampak bencana retakan tanah di wilayah yang dipimpinya berharap Pemkab Sukabumi dan pusat serius menangani persoalan pasca bencana.
Khususnya, dalam rencana pembangunan hunian tetap (huntap) bagi para penyintas yang sudah dijanjikan pemerintah.
“Semoga huntap-nya segera dibangun. Karena, jika terkatung-katung seperti saat ini kasian warga kami, belum punya rumah akibat bencana alam ini,” bebernya.
Baca Juga:Residivis Curanmor di Jampangtengah Diciduk Polres SukabumiSekolah Ramah Anak Bisa Cegah Kekerasan Pelajar
Sementara itu, salah seorang warga Kampung Jati, RT 05/RW 04, Desa Mekarsari, Kecamatan Nyalindung, Tini (53) membenarkan bahwa bencana retakan tanah yang terjadi pada 2021 lalu masih terus terjadi retakannya hingga saat ini.
“Rumah saya pada Sabtu (24/02) kemarin, rusak bagian ubinnya, retakannya memang cukup panjang bisa sampai 50 meteran. Kejadiannya, saat hujan deras,” katanya.
Tak heran jika hujan datang dia bersama keluarganya kerap dihantui rasa cemas. Lantaran, dikhawatirkan kembali terjadi bencana susulan.
“Iya, kalau hujan saya pasti pindah ke rumah tetangga. Sebagian peralatan rumah pun sudah kami evakuasi kemarin. Karena, takut ambruk rumahnya,” pungkasnya. (ist/rdr)