SUKABUMI EKSPRES – Nilai inflasi Kota Sukabumi secara month to month pada Maret mencapai 0,63 persen. Sedangkan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,47 persen dan inflasi year to year (y-on-y) mencapai 3,13 persen.
Kepala Bidang Perekonomian dan Sumber Daya Alam Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Kota Sukabumi, Erni Agus Riyani, mengatakan inflasi m-to-m disebabkan adanya kenaikan kelompok pengeluaran.
Di antaranya kelompok makanan, minuman dan tembakau, kelompok pakaian dan alas kaki, kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga, kelompok kesehatan, dan kelompok transportasi.
Baca Juga:MPR: Hari Kartini Momentum Memperjuangkan Hak-hak PerempuanPakar: MK tak Akan Diskualifikasi Gibran
Kemudian kelompok rekreasi, olahraga, dan budaya, kelompok pendidikan, kelompok penyediaan makanan dan minuman/restoran, dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya.
“BPS juga menyebutkan komoditas yang memberikan andil inflasi m-to-m di antaranya telur ayam ras, beras, tomat, daging sapi, bawang merah, cabai rawit, bawang putih, dan sigaret kretek mesin,” terang Erni, Senin (22/4).
Berdasarkan data Dinas Koperasi Usaha Mikro Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, rata-rata pada bulan Maret 2024 beberapa komoditas mengalami kenaikan harga.
Di antaranya cabai rawit hijau dari Rp30 ribu menjadi Rp40 ribu per kg, cabai keriting hijau dari Rp25 ribu menjadi Rp30 ribu per kg, cabai merah besar TW dari Rp80 ribu menjadi Rp90 ribu per kg, dan bawang putih dari Rp35 ribu menjadi Rp38 ribu per kg.
Begitu juga dengan bawang putih dari Rp35 ribu menjadi Rp40 ribu per kg, daging ayam broiler dari Rp40 ribu menjadi Rp43 ribu per kg, tomat besar semula Rp24 ribu menjadi Rp26 ribu per kg, dan buncis dari Rp8000 menjadi Rp10 ribu per kg.
“Sebagian komoditas tersebut pada bulan Maret rata-rata harganya naik,” bebernya.
Penanganan terhadap inflasi terus dilakukan, termasuk melaksanakan rapat di daerah dan pusat. Namun, tetap saja harus waspada jangan sampai inflasi tidak dapat terkendali.
“Pasalnya, apabila tidak terkendali maka akan sulit, karena menyangkut permasalahan yang mendasar,” pungkasnya. (mg4)