sukabumi.jabarekspres.com – Dosen dan mahasiswa Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dan STIKES Permata Nusantara, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat berupa penyuluhan kesehatan upaya pencegahan stunting.
Kegiatan tersebut dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Tipar pada 30 Mei 2024. Dimana salah satunya dengan edukasi pemanfaatan Daun kelor (Moringa Oliefera) sebagai pemenuhan gizi dalam upaya pencegahan anak dengan stunting.
Ketua Pengabdian Masyarakat, Eva Martini, Ners., M.Kep, mengatakan, kegiatan pengabdian ini berhubungan dengan MBKM dengan peduli stunting. Yaitu meningkatkan kompetensi lulus baik soft skills maupun hard skills, agar lebih siap dan relevan dengan kebutuhan pencegahan dan penanganan stunting.
Baca Juga:PLN Sukabumi Beri Bantuan Rutilahu, Perbaiki Rumah Warga Agar Layak HuniBeli Mobil Listrik dan Nikmati Home Charging Service, Tambah Daya hingga 11.000 VA hanya Rp150.000
“Menyiapkan lulusan sebagai pemimpin masa depan bangsa yang unggul dan berkepribadian serta Membantu melakukan pendampingan kepada keluarga berisiko stunting, perangkat desa dan masyarakat sebagai promotor pencegah dan deteksi dini Stunting,” katanya dalam keterangan tertulisnya.
Menurutnya, selain pencegahan di tatanan pemerintah dan komunitas, tatanan paling kecil di keluarga. Oleh karena itu diperlukan upaya pencegahan dan kesadaran keluarga supaya stunting tidak terjadi.
“Oleh sebab itu perlu adanya penyuluhan kesehatan guna peningkatan pengetahuan melalui edukasi pemanfaatan Daun kelor (Moringa Oliefera) sebagai pemenuhan gizi sebagai upaya pencegahan anak dengan stunting,” ujar Eva.
Dia mengungkapkan, berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) menunjukan data di Indonesia mencapai 21,6 persen pada tahun 2022. Indonesia menduduki peringkat ke 5 di Dunia dengan stunting dan negara dengan beban anak stunting tertinggi ke 2 di kawasan Asia Tenggara.
Dimana stunting merupakan masalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan pada anak akibat dari kekurangan gizi kronis dan anak sering mengalami infeksi yang berulang. Ciri dari anak dengan stunting adalah memiliki panjang atau tinggi badan yang tergolong kurang jika dibandingkan dengan umur.
Pengukuran dilakukan menggunakan standar pertumbuhan anak dari WHO. Dampak pendek dari stunting adalah perkembangan otak yang terhambat sehingga anak sulit untuk berkonsentrasi di dalam pembelajaran dan mempunyai IQ yang rendah serta mudah terserang penyakit tidak menular ketika dewasa.
Dampak stunting lebih jauh bagi kehidupan anak saat dewasa kelak yaitu anak yang mengalami stunting berpotensi kehilangan produktifitas ketika dewasa.