BANDUNG,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Calon Gubernur Jabar Ahmad Syaikhu bakal mengoptimalkan peran Bank BJB untuk bisa hadirkan rumah bagi anak muda.
Itu adalah solusi yang disampaikan Syaikhu saat berdialog di Ruang Asih, Kota Bandung, Minggu 13 Oktober 2024.
Kepemilikan rumah jadi salah satu keresahan yang disampaikan muda – mudi dalam Ruang Asih itu. Keresahan itu diungkapkan Reza, pelaku usaha dan termasuk keluarga baru asal Cimahi. “Daftar KPR susah, mau beli cash harganya luar biasa. Jadi Gen Z ini resah soal rumah,” katanya kepada Syaikhu.
Baca Juga:Hadiri Hari Jadi Komunitas Penggemar Wayang se Jabodetabek, Ini Harapan Syaikhu1000 Tokoh Masyarakat dan Ulama Kota Depok Deklarasi Dukung ASIH di Pilgub Jabar
Keresahan itupun langsung dijawab oleh Syaikhu. Cagub nomor urut 3 itu menguraikan, salah satu sebab sulitnya akses rumah saat ini karena faktor harga tanah yang terus naik. “Masalah rumah ini akan jadi perhatian kami,” cetusnya.
Asih melanjutkan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) saat ini punya BUMD di bidang perbankan, yakni Bank BJB. “Ini saham besarnya ada di Pemprov,” tuturnya.
Sebelumnya, pemprov juga telah berkolaborasi dengan BJB untuk mengkucurkan kredit bagi usaha mikro. Karena sekarang masalah berkembang dan ada kebutuhan soal rumah, maka peran Bank BJB bisa ditingkatkan untuk ikut mengatasi masalah itu. “Jadi semacam subsidi yang tingkat bunganya disesuaikan. Ini solusi yang akan dilakukan,” cetusnya.
Masalah lain yang mencuat dalam diskusi itu adalah soal transportasi ke objek wisata di Jawa Barat. Syaikhu mengakui bahwa Jabar ini kaya dengan objek wisata. Tapi sayangnya akses transportasi publiknya belum memadai. “Contohnya Geopark Ciletuh, ini kan diakui dunia. Tapi belum ada trasportasi umum yang layak,” paparnya.
Syaikhu menegaskan, persoalan trasportasi publik itu bakal menjadi perhatiannya. “Perlu kolaborasi juga dengan pemkab dan pemkot untuk merealisasikan,” tegasnya.
Tak kalah penting, masalah serapan tenaga kerja di era digital juga jadi keresahan anak muda dalam pertemuan itu. Syaikhu memberi solusi bahwa link and match antara dunia pendidikan dan dunia industri perlu dihadirkan.
Misalnya dengan memperbanyak sekolah vokasi yang sesuai kebutuhan dunia industri. “Misal dunia industri butuh ahli robotik, maka hadirkan sekolah jurusan robotik,” paparnya.(*)