CIKOLE – Hampir 80 persen dari sekitar 4.500 petani di Kota Sukabumi merupakan warga lanjut usia. Kondisi itu mengindikasikan belum adanya ketertarikan dari kaum milenial menggeluti sektor pertanian.
“Padahal, kita perlu regenerasi anak muda agar memiliki keinginan menjadi petani milenial,” terang Wali Kota Sukabumi, Achmad Fahmi, saat menghadiri peringatan Hari Pangan Sedunia (HPS) ke-41 tingkat Kota Sukabumi di Kelompok Tani Sadar Manah di Kampung Babakan Jampang RW 11 Kelurahan Cisarua, Kecamatan Cikole, kemarin (24/11).
Di sisi lain, kata Fahmi, Gubernur Jabar mempunyai program petani milenial. Program itu digulirkan dengan didasari pertimbangan agar jangan sampai orangtua sudah tidak ada, tidak ada regenerasi yang melanjutkan.
Baca Juga:DPRD Setujui Raperda APBD 2022Truk Kontainer Tabrak Pohon, Tumbang Timpa 2 Mobil, 1 Sepeda Motor, dan Pejalan Kaki
“Jadi, selain menjaga LP2B supaya tidak terjadi alih fungsi, kami juga meminta dan mengajak anak muda tertarik menggeluti sektor pertanian,” sebutnya.
Pada kesempatan tersebut hadir juga Wakil Wali Kota Sukabumi Andri Setiawan Hamami, Sekda Kota Sukabumi Dida Sembada, serta Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pertanian dan Perikanan Andri Setiawan. HPS ke-41 dijadikan momentum menjaga ketahanan pangan khususnya selama masa pandemi Covid-19.
“Pada masa pandemi ini sangat penting mengantisipasi ketahanan pangan, rawan pangan, dan keamanan pangan,” ujarnya.
Selama dua tahun terjadi pandemi covid-19, luar biasa berdampak dan diuji serta mendapatkan cobaan berhubungan dengan pangan yang harus disiapkan kepada masyarakat. Fahmi menyebut selama PPKM darurat banyak warga yang harus diintervensi agar terbantu.
“Kegiatan Hari Pangan Sedunia ini harus jadi gerakan yang mampu melibatkan semua potensi dan seluruh warga menghadapi tantangan ke depan yang tidak mudah. Ini karena pandemi belum tahu kapan selesainya,” ujarnya.
Fahmi mengatakan, kalau ingin membedah data maka sulit untuk swasebada pangan karena luasan lahan pertanian di Kota Sukabumi belum seimbang dengan jumlah penduduk. DKP3 melakukan kerja sama antar daerah yang merupakan produsen pangan seperti Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Karawang.
“Sehingga tidak ada istilah kekurangan pangan. Karena itu, kerja sama antardaerah, terutama pemenuhan kebutuhan pangan perlu dilakukan,” tegasnya.
Selain itu, dengan pelibatan teknologi dalam dunia pertanian, maka dengan lahan terbatas akan melahirkan produksi melimpah. Hal ini jadi pekerjaan rumah bersama agar proses regenerasi terjadi dan keamanan petani terjamin. “Di tengah keterbatasan lahan dan SDM, tapi kita harus mampu menghadirkan pangan beragam, bergizi, seimbang, aman, dan halal bisa terwujud,” pungkasnya. (rls)