CIRENGHAS – Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi geram dengan adanya Kasus Tindak Pidana Perdagangan Orang (TPPO) yang menimpa pelajar SMP berinisial SR.
“Iya, kami merasa geram dengan sikap terduga pelaku yang berani memberangkatkan anak pelajar SMP untuk dipekerjakan sebagai asisten rumah tangga ke Arab Saudi,” kata Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi, Yani Jatnika Marwan kepada sukabumiNews, Rabu (13/7/2022
Yani meminta kepada pihak kepolisian untuk memburu terduga pelaku dan memberikan hukuman sesuai dengan prosedur dan mekanisme yang berlaku.
Baca Juga:DPRD Kabupaten Sukabumi Sepakati Pelaksanaan APBD TA 2021 Kabupaten SukabumiLansia di Cicantayan Ditemukan Tewas Tanpa Busana
Pasalnya, kata Yani, teruduga pelaku itu selain melakukan human traficking, ia juga telah memalsukan dokumentasi kependudukan korban dengan menuakan usia korban, sehingga lolos berangkat untuk bekerja ke Arab Saudi. Padahal usia SR masih di bawah umur.
Istri Bupati Sukabumi ini menduga, anak yang masih berstatus pelajar SMP itu memilik kedekatan dengan pelaku yang mengaku sebagai penyalur kerja ke timur tengah tersebut.
Nah ini biasanya korban itu ada kedekatan dengan pelaku. Sehingga dengan mudah anak mau diajak atau mungkin juga karena faktor ekonomi bisa saja. Sehingga, saat pengumuman pelulusan korban bisa langsung bekerja untuk membatu orangtuanya,” ujar Yani Jatnika Marwan.
Dikatakan Yani bahwa saat ini P2TP2A Kabupaten Sukabumi selain melakukan trauma healing untuk memulihkan psikis korban, pihaknya juga akan melakukan pendampingan kasus human traficking tersebut ke pihak kepolisian, untuk mengungkap para pelaku kasus TPPO dimaksud.
Sekarang kasusnya tengah ditangani oleh pihak kepolisian. Mudah-mudahan dalam waktu dekat ini pelakunya segera ditangkap. Kita do’akan saja yah,” tandasnya.
Selain itu, tambah Yani, P2TP2A Kabupaten Sukabumi juga akan berupaya agar korban yang merupakan pelajar SMP ini bisa mendapatkan surat keterangan pelulusan dari pihak sekolahnya.
“Iya, karena berdasarkan laporan di lapangan, korban itu berangkat dari rumahnya ke Arab Saudi saat menjelang pelulusan. Kami, juga merekomendasikan anak itu untuk kembali sekolah dan ikut ujian. Nanti akan kita tinjau ke kekeluarga korban,” terang Yani.