Tradisi Budaya Masyarakat Sunda Dalam Menyambut Ramadhan

Tradisi Budaya Masyarakat Sunda Dalam Menyambut Ramadhan
Tradisi Budaya Masyarakat Sunda Dalam Menyambut Ramadhan/https://www.infobudaya.net/wp-content/uploads/2017/09/seren-taun-cipta-gelar006.jpg
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Bulan Ramadhan tentunya menjadi bulan yang paling dinantikan oleh umat Islam di seluruh dunia, begitu juga dengan umat Islam di Indonesia. Negara ini dikenal dengan beragam kelompok etnis dan budaya, dan dengan Ramadhan yang semakin dekat, setiap komunitas memiliki cara unik untuk mempersiapkan bulan suci.

Di antara sekian banyak komunitas budaya di Indonesia, masyarakat Sunda di Jawa Barat terkenal dengan warisan budaya dan tradisinya yang kaya. Masyarakat Sunda memiliki cara yang unik dalam menyambut bulan suci Ramadhan, dan dalam artikel ini, kita akan mengupas enam tradisi yang paling mereka cintai.

Tradisi pertama disebut Munggahan, yang artinya meninggikan atau meninggikan. Tradisi ini menandakan harapan untuk meraih kebaikan dan menjadi pribadi yang lebih baik selama bulan Ramadan. Itu adalah cara menunjukkan rasa syukur atas berkah yang diterima dan meminta petunjuk dan berkah untuk bulan yang akan datang.

Baca Juga:Mengenal Konsep Tri Hita Karana Kehidupan Masyarakat BaliTemukan Ketenangan di Sendang Geulis Kahuripan Bandung Barat

Tradisi kedua adalah Nadran atau Nyadran, yang melibatkan mengunjungi kuburan leluhur dan berdoa untuk jiwa mereka. Ini adalah cara untuk terhubung dengan akarnya dan mencari berkah dari mereka yang telah meninggal dunia. Tradisi ini juga dilakukan saat Idul Fitri.

Ngadulag adalah tradisi lain yang unik bagi masyarakat Sunda. Ini melibatkan memainkan bedug (drum besar) dan mengaraknya keliling desa atau kota di malam hari sebelum dimulainya Ramadhan. Suara bedug diyakini akan membangkitkan semangat masyarakat dan mempersiapkan mereka menyambut bulan suci.

Kuramasan adalah tradisi yang melambangkan kesucian dan kebersihan. Ini melibatkan mandi atau mandi pada hari sebelum Ramadhan dimulai, menandakan awal yang baru dan awal yang baru. Ini adalah cara menyucikan diri secara fisik dan spiritual untuk puasa selama sebulan.

Misalin atau Silaturahmi adalah tradisi saling kunjung antara keluarga dan sahabat selama Ramadan. Ini adalah cara memperbaharui hubungan dan memperkuat ikatan antara orang yang dicintai. Misalin melibatkan berbagai ritual dan adat istiadat yang telah diwariskan secara turun-temurun.

Ngabuburit merupakan tradisi yang banyak dilakukan oleh seluruh masyarakat Indonesia selama Ramadan. Menunggu waktu berbuka puasa dengan melakukan berbagai kegiatan seperti membaca Al-Qur’an, menghadiri ceramah atau khotbah, atau menyiapkan makanan untuk berbuka puasa. Tradisi ini mempererat kebersamaan dan memperkokoh semangat kebersamaan dan persatuan.

0 Komentar