SUKABUMIEKSPRES — Sikap relawan Pro Jokowi (Projo) mendorong paket Prabowo-Airlangga dinilai akibat belum kukuhnya dukungan Jokowi ke Ganjar. Presiden masih bermain dua kaki.
Bisa jadi manuver Jokowi untuk memuluskan langkah Sandiaga Uno dan Erick Thohir mendampingi Ganjar Pranowo.
Melalu Projo, presiden seakan menunjukkan bahwa dia bisa saja dia berpaling ke Prabowo Subianto. Itu dilakukan jika Erick dan Sandi tak dipilih oleh Megawati untuk mendampingi Ganjar.
Baca Juga:Bukan Erick dan Sandiaga, Lima Tokoh Ini Disebut Paling Berpeluang Jadi Cawapres GanjarErick Posting Fotonya Bersama Prabowo dan Jokowi Nonton Timnas Indonesia
BACA JUGA: Erick Posting Fotonya Bersama Prabowo dan Jokowi Nonton Timnas Indonesia
Pengajar dan Peneliti Departemen Ilmu Politik Fisip Unhas A. Ali Armunanto, mengatakan Projo adalah komunitas atau kelompok pendukung Jokowi yang berkembang menjadi besar dan tersebar di seluruh wilayah. Keberpihakannya ada pada presiden, bukan pada PDIP dan tidak menjadi under bow PDIP.
Bisa diartikan bahwa Projo tidak berafiliasi ke PDIP dan tidak menjadi kelompok partisan PDIP. Sehingga penentuan sikap mereka tidak harus merujuk pada PDIP.
Sikap atau pilihan personal Jokowi dan Projo tidak bisa dikaitkan dengan pilihan PDIP, karena meskipun presiden adalah kader PDIP, namun Projo bukanlah menjadi bagian dari PDIP.
BACA JUGA: Projo Sulsel Yakin Jokowi Inginkan Sosok Prabowo di Pilpres 2024
“Di sini saya melihat bahwa Projo bersikap pragmatis dengan mendukung Parbowo karena memang kalau merujuk pada survei dan semua keuntungan elektoral ada pada Prabowo saat ini,” kata Ali, kemarin.
Di sisi lain, Jokowi sebagai kader PDIP juga sampai saat ini belum mengumumkan sikap resminya. Etisnya Jokowi seharusnya mendukung Ganjar sebagai sesama kader PDIP, tetapi dengan pilihan ini Jokowi juga tidak bisa memaksakan kehendak pada Projo karena organisasi independen.
Baca Juga:Para ustadz dan Guru Agama Mendapat Pujian dari Wakil BupatiMarwan Dorong Lahirnya Desa Mandiri
“Jadi kalau dibilang Jokowi main dua kaki, bisa ya, bisa tidak. Tergantung dari mana kita melihat,” jelasnya.
Apakah paket Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto dengan Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto bisa terwujud, menurut Ali masih butuh penjajakan.
Karena, baik Muhaimin Iskandar atau Airlangga sama-sama tidak memiliki efek elektoral yang kuat untuk mengangkat perolehan suara Prabowo.