SUKABUMI EKSPRES – Palang Merah Indonesia (PMI) Kabupaten Sukabumi merekrut relawan siaga bencana berbasis masyarakat (Sibat) dari daerah rawan bencana di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat.
“Kami merekrut 30 relawan Sibat dari dusun yang berada di Desa Ciengang, Kecamatan Gegerbitung yang merupakan daerah rawan terjadinya bencana pergerakan tanah dan longsor,” kata Wakil Ketua Bidang Sumber Daya Manusi (SDM) PMI Kabupaten Sukabumi Pendi Ependi di Sukabumi, belum lama ini.
Menurut Pepen, perekrutan ini merupakan rangkaian dari program ketangguhan bencana masyarakat berbasis teknologi internet yang bekerjasama dengan Atma Connect dan Internet Society Foundation (ISF).
Baca Juga:Kota Sukabumi ‘Dihantui’ Potensi Puting BeliungPemprov Atensi Bencana di Cibadak
Salah satu rangkaian dari program ini melakukan perekrutan sekaligus pelatihan dan pembekalan kepada para calon relawan Sibat yang menjadi garda terdepan dalam menjalankan program tersebut.
Program memilih beberapa desa di Kabupaten Sukabumi yang sebelumnya sudah dilakukan asesmen dan baseline study serta kajian risiko oleh tim program dengan mempertimbangkan lokasi potensi risiko bencana yang masuk dalam kategori tinggi dan belum tersentuh sinyal komunikasi (blank spot).
Dipilihnya Dusun Suradita ini karena memenuhi syarat dan menjadi prioritas lokasi program. Dalam kegiatan ini relawan Sibat yang direkrut mendapatkan edukasi yang berorientasi kepalangmerahan serta mendapatkan informasi tentang peran dan fungsi relawan, pemberdayaan di masyarakat serta jurnalistik warga sebagai media informasi dan advokasi masyarakat.
Sementara, Field Director Atma Connect Indonesia Alfan Kasdar menambahkan dalam menjalankan program ini pihaknya sengaja bekerjasama dengan PMI Kabupaten Sukabumi sebagai langkah konkret dalam mendukung masyarakat di daerah rawan bencana.
Dari hasil asesmen Dusun Suradita ini dihadapkan pada beberapa risiko terjadinya bencana gempa bumi, tanah longsor dan pergerakan tanah sehingga membutuhkan solusi yang inovatif untuk membangun ketangguhan masyarakat dalam menghadapi ancaman bencana yang bisa dikatakan signifikan saat ini.
Melalui program Internet Resilience pihaknya berkomitmen untuk mengimplementasikan model berbasis masyarakat, berkelanjutan dan berfokus pada ketahanan internet dalam mengelola bencana.
Selain itu tidak kalah penting adalah kesadaran masyarakat terhadap pentingnya infrastruktur komunikasi yang tangguh menjadi dasar dari program tersebut serta keterlibatan pemerintah setempat, relawan masyarakat dan entitas lokal lainnya. (ant)