Sekda Prihatin, Tawuran Siswa SMP di Sukabumi Coreng Predikat KLA

Sekda Prihatin, Tawuran Siswa SMP di Sukabumi Coreng Predikat KLA
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES– Aksi tawuran pelajar siswa Sekolah SMP di Kecamatan Cireunghas sangat mencoreng predikat Kabupaten Sukabumi sebagai kabupaten layak anak.

Hal tersebut ditegaskan Sekda Kabupaten Sukabumi, Ade Suryaman.

Kasus tawuran puluhan pelajar yang melibatkan tiga SMP di ruas Jalan Raya Cireunghas, tepatnya di Kampung Gandasoli, Desa Cipurut, Kecamatan Cireunghas cukup membuat prihatin.

Ade Suryaman mengaku kejadian tawuran pelajar ini berdampak buruk terhadap nama Kabupaten Sukabumi.

Baca Juga:Polres Berikan Kelengkapan Bertugas Anggota untuk Keamanan PemiluUnhan RI Sambangi Pemkab Sukabumi Bahas Kegiatan Pengabdian Masyarakat

“Kita jelas sangat prihatin yah. Karena, Kabupaten Sukabumi ini sudah jadi kabupaten layak anak atau KLA. Tapi, masih ada terjadi hal seperti ini,” kata Ade Suryaman pada Selasa (06/02).

Setelah mendapatkan informasi tawuran pelajar ini, sambung Ade, Pemkab Sukabumi langsung menelusuri permasalahannya untuk mengetahui faktor penyebab tawuran.

“Perkaranya saat ini lagi ditangani pihak Kepolisian, dari Polsek Cireunghas. Tapi kita juga dari Pemkab Sukabumi tengah memintai keterangan dan menugaskan pemerintah Kecamatan Cireunghas, untuk melakukan penelusuran,” imbuhnya.

“Koordinasi terlebih dahulu permasalahannya seperti apa. Karena, masih belum jelas yah. Kita tetap akan cepat respon. Apalagi kejadian tawuran itu terjadi di waktu luar jam sekolah atau malam hari. Seharusnya pengawasan orang tua juga menjadi perhatian,” bebernya.

Untuk itu, Ade mengaku kini tengah melakukan koordinasi terlebih dahulu bersama Dinas Pendidikan Kabupaten Sukabumi.

Untuk mengantisipasi kasus serupa, Ade mengaku Pemkab Sukabumi kerap sekali memberikan arahan kepada para kepala sekolah dan guru serta jajarannya berikut orangtua siswa, agar melakukan pengawasan kepada para siswa atau anak-anak secara intensif.

“Kalau di sekolah memang jadi beban guru. Tapi, kalau di luar sekolah itu sudah bukan jadi tanggung jawab guru. Tetapi tetap saja harus jadi pengawasan kita bersama. Iya, utamanya orangtua harus bisa melakukan pengawasan kepada anak-anaknya secara baik dan benar,” pungkasnya. (IST/rdr)

0 Komentar