Analis: Konflik Iran-Israel berpotensi bawa dampak ekonomi-politik

Tim penyelamat bekerja di gedung konsulat Iran yang hancur di Damaskus, Suriah
Tim penyelamat bekerja di gedung konsulat Iran yang hancur di Damaskus, Suriah, Senin (1/4/2024). ANTARA/Xinhua/Ammar Safarjalani/am.
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES  – Analis intelijen, pertahanan, dan keamanan Ngasiman Djoyonegoro memprediksi aksi saling serang Iran dan Israel bakal berdampak secara ekonomi dan politik dalam negeri.

Ngasiman Djoyonegoro mengemukakan hal itu ketika merespons serangan udara Iran ke Israel pada hari Sabtu (13/4) sebagai upaya pembalasan Iran atas serangan Israel terhadap konsulat Iran di Damaskus, Suriah, di awal April lalu.

“Serangan ini terjadi di wilayah jalur perdagangan dunia. Jantung ekonomi global pasti akan terganggu,” kata Simon, sapaan karibnya, dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Senin.

Baca Juga:Pengamat : Bentrok TNI-Polri di Sorong harus diusut transparanAdian Bagikan Momen Jokowi – Iriana Sowan ke Kediaman Megawati

Apabila wilayah Terusan Suez terganggu, menurut dia, distribusi komoditas energi dan pangan dunia juga terganggu, Misalnya, minyak bumi, gandum, dan pasokan global bahan pangan lainnya.

“Penguatan nilai dolar terhadap rupiah saat ini, baru indikasi awalnya. Kita siap-siap untuk menghadapi dampak berikutnya seperti harga minyak naik, sejumlah harga pangan berbasis gandum bakal naik, dan seterusnya. APBN kita harus dipersiapkan secara layak untuk menyesuaikan dengan situasi ini,” katanya.

Selain dampak ekonomi, lanjut dia, aksi politik global juga makin memanas. Menurut dia, tanpa upaya serius dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) maka konflik Iran-Israel akan menjadi perang proksi. Dalam hal ini, aktor negara di balik kedua belah pihak akan terkonsolidasi.

“Blok Barat yang direpresentasikan oleh Israel bakal terkonsolidasi melawan kekuatan Blok Timur yang direpresentasikan oleh Iran,” ujarnya.

Ngasiman mengatakan bahwa prediksi itu bukan isapan jempol semata jika merujuk pada pernyataan sikap negara-negara Eropa, Amerika, dan Kanada yang lebih berpihak pada Israel, sementara negara-negara Arab dan sejumlah negara lainnya bersikap lebih netral.

“Konsolidasi proksi sedang terjadi. Ini situasi yang membahayakan bagi perdamaian dunia,” ucapnya.

Simon juga mengingatkan konflik Iran dan Israel membawa dampak secara politik di dalam negeri yang dapat meningkatkan eskalasi perang opini di media sosial.

Baca Juga:Tol Bocimi Sesi Dua Kembali Difungsikan Walaupun dalam Kondisi Hujan LebatMasyarakat Ujunggenteng Sewakan Rumah untuk Penginapan Wisatawan

“Pilkada 2024 bakal menjadi persemaian perang opini ini. Kita harus waspadai situasi ini jangan sampai dijadikan kolam untuk memancing bibit-bibit terorisme di dalam negeri,” katanya.

Ia berharap kepada pemerintah Indonesia untuk tetap fokus mendorong penyelesaian permasalahan utama, yaitu konflik Israel dan Palestina.

0 Komentar