SUKABUMI EKSPRES— Potensi bencana di tengah masa transisi dari musim hujan ke kemarau masih jadi ancaman di Kota Sukabumi.
Di tengah kondisi saat ini, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) setempat pun terus waspada dan siaga menghadapi potensi tersebut.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, mengatakan berdasarkan prediksi BMKG, saat ini seharusnya sudah memasuki kemarau. Namun, di lapangan masih terjadi hujan di sejumlah wilayah di Jawa Barat, termasuk di Kota Sukabumi.
Baca Juga:Posyandu Teratai Optimistis Raih Hasil MaksimalPKK dan DP2KBP3A Atensi Kadis Perundungan di Kota Sukabumi
“Namun intensitas curah hujan relatif ringan. Tapi bagaimanapun tetap kita waspadai karena bisa berpotensi jadi bencana,” kata Novian, Selasa (7/5).
Selain mewaspadai potensi bencana hidrometeorologi, kata Novian, BPBD juga mewaspadai dampak kemarau. Di antaranya potensi kebakaran permukiman maupun lahan serta krisis air bersih.
“Harus bisa diantisipasi dari sekarang potensi dampak bencana yang nanti akan ditimbulkan akibat kemarau. Seperti biasa, potensi dampak kemarau itu kebakaran serta krisis air bersih,” tuturnya.
Sejauh ini, berbagai kejadian bencana di Kota Sukabumi tertangani dengan baik. Pada April misalnya, terdapat sebanyak 72 kejadian bencana.
Dari berbagai kejadian, bencana hidrometeorologi masih mendominasi. Kondisi itu dipicu tingginya curah hujan selama April.
Bencana hidrometeorologi itu terdiri dari angin topan/puting beliung sebanyak 5 kejadian, banjir 15 kejadian, cuaca ekstrem 28 kejadian, gempa bumi 5 kejadian, kebakaran permukiman 3 kejadian, dan tanah longsor 16 kejadian.
Novian menuturkan berbagai kejadian bencana selama April mengakibatkan nilai kerugian materil ditaksir mencapai hampir setengah miliar rupiah atau sebesar Rp506.750.000.
Baca Juga:Pengurus Koperasi Dilatih Peningkatan KompetensiPj Walkot Lantik 13 Pejabat
“Petugas kami terus siap siaga menghadapi berbagai potensi bencana. Termasuk menghadapi musim kemarau,” pungkasnya. (ist)