SUKABUMI EKSPRES – Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, pada Kamis menegaskan bahwa tidak ada pembicaraan mengenai kemungkinan kepemilikan Amerika Serikat atas Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Zaporizhzhia (ZNPP).
Dalam percakapan telepon pada Rabu, Presiden AS, Donald Trump, dan Zelenskyy membahas situasi pasokan energi Ukraina serta kondisi pembangkit listrik tenaga nuklir di negara tersebut. Hal ini disampaikan oleh Penasihat Keamanan Nasional Mike Waltz dan Menteri Luar Negeri Marco Rubio dalam pernyataan resmi Gedung Putih.
Menurut pernyataan tersebut, Trump menyampaikan bahwa AS dapat membantu mengoperasikan ZNPP, dengan kepemilikan AS dianggap sebagai “perlindungan terbaik” bagi fasilitas tersebut.
Baca Juga:BPJS Kesehatan Pastikan Akses Layanan JKN Tetap Terbuka Selama Libur Lebaran 2025Hasil Kualifikasi Piala Dunia 2026: Indonesia Turun ke Peringkat Empat di Grup C
Namun, Zelenskyy membantah adanya pembahasan mengenai kepemilikan ZNPP dalam percakapan itu. Ia menegaskan bahwa diskusi mereka hanya berfokus pada upaya pemulihan dan modernisasi pembangkit listrik tersebut.
“Jika Amerika berpikir tentang cara mencari jalan keluar dari situasi ini, ingin mengambilnya (ZNPP) dari Rusia, dan ingin berinvestasi serta memodernisasinya— itu pertanyaan yang berbeda … Namun, kami jelas tidak membahas masalah kepemilikan (dengan Trump),” ujar Zelenskyy dalam konferensi pers bersama Perdana Menteri Norwegia, Jonas Gahr Store, di Oslo.
Zelenskyy mengungkapkan bahwa Trump sempat bertanya tentang pandangannya terkait PLTN itu. Ia menegaskan bahwa jika ZNPP bukan milik Ukraina, maka kepemilikan oleh pihak lain pun tidak akan sah secara hukum.
“Saya katakan kepadanya (Trump) bahwa jika itu bukan Ukraina, maka itu tidak akan berlaku but siapa pun. Ini ilegal.” katanya.
Ia juga menekankan bahwa seluruh pembangkit listrik tenaga nuklir di Ukraina adalah milik rakyat Ukraina, dioperasikan oleh pekerja yang digaji oleh negara dan merupakan warga Ukraina.
Zelenskyy menyatakan bahwa kondisi ZNPP sangat mengkhawatirkan karena kurangnya perawatan, meskipun ada personel dari Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) di lokasi. Ia juga menyoroti kondisi teknis yang buruk, termasuk kurangnya pasokan air untuk mendinginkan reaktor setelah hancurnya Bendungan Kakhovka pada Juni 2023.
Ketegangan seputar ZNPP, yang merupakan PLTN terbesar di Eropa dan salah satu dari 10 terbesar di dunia, masih berlanjut di tengah kekhawatiran akan potensi bencana nuklir. Rusia dan Ukraina terus saling tuduh terkait serangan di sekitar fasilitas tersebut.