SUKABUMI,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Dalam kesibukan menjalani aktivitas perkuliahan, menjaga kesehatan menjadi tantangan tersendiri bagi para mahasiswa/i. Namun bagi Epitasari, seorang mahasiswi di salah satu perguruan tinggi di Sukabumi, akses terhadap pelayanan kesehatan tak lagi menjadi hal yang menakutkan. Semuaberkat kehadiran program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dikelola olehBPJS Kesehatan.
Epitasari telah menjadi peserta JKN sejak lebih dari satu dekade lalu, dan selama itupula ia merasakan manfaat nyata dari program ini. Bagi Epitasari, JKN bukan sekadarkartu peserta, tetapi bentuk perlindungan yang memberikan rasa aman ketika kondisikesehatan memburuk.
“Saya sudah lebih dari sepuluh tahunan menjadi peserta BPJS Kesehatan dan kerasabanget manfaatnya, terutama pas lagi sakit vertigo, disini kepesertaan saya ada dikelas 2,” ungkap Epitasari saat ditemui, Jumat 2 April 2025 lalu.
Baca Juga:JKN Menjadi Penolong Mahasiswa di PerantauanProduk Radiofarmaka Bio Farma Meraih NIE dari BPOM
Sebagai mahasiswi, tentu saja biaya menjadi salah satu pertimbangan besar ketikaharus mengakses layanan kesehatan. Untungnya, dengan keikutsertaannya dalam Program JKN, Epitasari mengaku tidak lagi khawatir soal pembiayaan.
“Selama adanya jadi peserta JKN, jadi gampang banget kalo mau berobat kemanamana, ke puskesmas atau ke rumah sakit, berobat juga jadi ga ribet lagi,” tambahnya.
Pengalamannya berobat menggunakan JKN pun tidak hanya sekali dua kali. Ia sudah beberapa kali memanfaatkan layanan kesehatan di puskesmas dan semuanya berjalan dengan lancar. Menurutnya, sistem yang ada saat ini sangat membantu masyarakat, terutama mahasiswa/i dan masyarakat umum yang penghasilannya terbatas.
“Saya sendiri udah beberapa kali berobat ke puskesmas pakai BPJS Kesehatan danselalu kebantu banget. Prosesnya nggak ribet, terus nggak bayar-bayar lagi, ngga adabiaya tambahan sedikit pun,” tuturnya sambil tersenyum.
Tak hanya untuk dirinya sendiri, Epitasari juga pernah menyaksikan langsung bagaimana Program JKN membantu anggota keluarganya. Ia menceritakan pengalaman saat sang ayah harus menjalani perawatan di rumah sakit karena penyakit jantung. Saat itu, sang ayah harus menjalani rawat inap selama beberapa hari dan seluruh biaya pengobatannya ditanggung sepenuhnya oleh BPJS Kesehatan.
“Pernah juga nemenin ayah dirujuk ke rumah sakit karena sakit jantung dan harus rawat inap. Alhamdulillah semua biayanya ditanggung penuh oleh BPJS. Nggak ada yang keluar dari kantong sendiri, padahal kalau ditotal pasti biayanya besar banget,” kata Epitasari.