CITAMIANG,rSUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Cuaca ekstrem berpotensi memicu bencana di Kota Sukabumi. Pemerintah daerah setempat pun masih memberlakukan status siaga bencana hidrometeorologi.
Kepala Pelaksana BPBD Kota Sukabumi, Novian Rahmat Taupik, mengatakan pemberlakuan status siaga cuaca mengacu prediksi curah hujan yang masih berlangsung hingga saat ini. Penetapan status itu sudah diberlakukan sejak beberapa waktu lalu.
“Penetapan status siaga cuaca ekstrem sudah diberlakukan sejak Oktober 2024. Sampai saat ini status tersebut masih berlaku atau sampai Mei 2025 berdasarkan SK wali kota,” kata Novian, kemarin (26/5).
Baca Juga:Dinsos Kota Sukabumi Salurkan Bantuan bagi Korban BencanaBappeda Kota Sukabumi Susun Rencana Pelaksanaan Tiga Program Strategis Daerah
Novian tak memungkiri, kondisi cuaca akhir-akhir ini cukup ekstrem. Di wilayah itu, kurun sepekan terakhir terjadi beberapa kali bencana hidrometeorologi yang dipicu tingginya curah hujan.
Teranyar, bencana terjadi pada Kamis (22/5) malam. Tanah longsor dan banjir limpasan terjadi di 20 titik tersebar di beberapa kecamatan. “Kami siaga menghadapi potensi bencana susulan mengingat curah hujan masih tinggi,” jelas dia.
Di sisi lain, kata Novian, kalau mengacu ke Pemerintah Provinsi Jawa Barat, saat ini sebetulnya memasuki musim kemarau. Namun kondisi cuaca relatif cukup sulit diprediksi. “Jika mengacu provinsi, kondisi saat ini malah sudah siaga kekeringan berdasarkan SK gubernur,” tutur Novian.
BPBD terus melakukan mitigasi bencana melalui monitoring ke setiap daerah rawan bencana banjir limpasan maupun tanah longsor. Terutama memantau kondisi saluran air atau aliran sungai.
“Penyebab banjir limpasan di Kota Sukabumi bukan hanya karena tingginya curah hujan. Tapi lebih kepada tak berfungsi maksimalnya saluran-saluran air sungai. Kami masih menemukan banyak saluran air yang dipenuhi tumpukan sampah. Kondisi ini akan berpotensi menyebabkan banjir limpasan,” pungkasnya. (ist)