CIREBON,SUKABUMIEKSPRES -Jabar Jangan Sampi Impor Beras, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kami menegaskan pihaknya tidak setuju dengan impor beras, meski harga terindikasi naik. Ini tidak lain karena JawaBarat saat ini dalam kondisi surplus beras.
“HarusnyaJawa Barat surplus ya. Surplus kita 1,5 juta ton per tahun. Kalau Jawa Barat diupayakan jangan impor karena kitakan berasnya berlebih, kalau provinsi lain silakan,” ujar Ridwan Kamil saat melakukan kunjungan ke Pasar Pasalaran Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon, Rabu (25/2/2023).
Bahkan, menurut dia, hingga kini produksi dan kebutuhanberas di Jawa Barat masih surplus mencapai 1,5 juta ton setiap tahunnya.
Baca Juga:Dinas Perikanan Dukung Pokmas Kembangkan Ikan SidatBawaslu Lakukan Pengawasan Identifikasi Potensi di Lokasi Khusus
“Jawa Barat tiap tahunnya surplus 1,5 juta ton, sehingga tidak boleh impor beras,” katanya saatditemui seusai meninjau harga komoditas pangan di Pasar Pasalaran.
Ia mengatakan, kenaikan harga beras di jawabarat juga sedang dicari tahu penyebabnya termasuk menyiapkan langkah-langkah intervensinya. Dari mulai operasi pasar maupun intervensi melalui subsidi angkutan barangmenggunakan anggaran dari Biaya Tak Terduga (BTT).
“Pokoknya, Jawa Barat jangan sampai impor, karena produksinya juga surplus, kalau daerah lain silakan saja,” ujarnya.
Saat ini, lanjut Ridwan Kami, Pemprov Jabar tengahmelakukan penelitian dan akan intervensi terkait harga beras yang masih tinggi.
Terkait dengan inflasi di daerah, Ridwan Kamil mengapresiasi inflasi Kabupaten Cirebon yang ada di angka 4,8 persen. Namun, apresiasi yang diberikanGubernur Ridwan Kamil ada syaratnya. Yakni, Bupati Cirebon Drs H Imron MAg harus harus rajin turun kepasar untuk memantau situasi dan harga yang ada di pasar.
“Inflasi diangka 4,8 persen itu sudah bagus. Cirebon saya apresiasi salah satunya adalah Pak Bupati harus rajin ke pasar, untuk melihat apa yang naik dan mencarikan solusinya,” kata Ridwan Kamil.
Menurutnya, banyak cara untuk mengantisipasi inflasi, salah satunya adalah dengan melakukan operasi pasar, mengupdate harga, dan menginterfensi biaya transportasi.