SUKABUMI EKSPRES – Penjabat Wali Kota Sukabumi, Kusmana Hartadji membuka kegiatan Pekan Kebudayaan Nasional 2023 dengan tajuk Wanoh Budaya di Rumah Budaya Sukuraga, Kecamayan Warudoyong, pada Jumat (20/10).
Acara yang diinisiasi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi ini dihadiri oleh Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Sukabumi, Punjul Saeful Hayat, Pengelola Rumah Sukuraga, Efendi, perwakilan lembaga pendidikan, budayawan, para pelaku seni, dan perwakilan pengrajin batik Kota Sukabumi.
BACA JUGA: Festival Tunas Bahasa Ibu Diikuti 98 Peserta
“Budaya yang tumbuh di Kota Sukabumi merupakan refleksi hasil kreativitas masyarakat. Ini merupakan kekuatan lokal dan dapat menjadi modal sosial, namun acapkali dilupakan,” Ujar Kusmana Hartadji.
Baca Juga:Mahfud MD Sosok Menko Polhukam Pertama dari Sipil yang Pernah Menjajal Trias PolitikaBatal Jadi Cawapres Prabowo? Gibran Bantah Sudah Urus SKCK untuk Pilpres 2024
Atas alasan itu, Kusmana mengingatkan dan mengajak para peserta untuk tetap melakukan upaya perawatan budaya agar tidak tergerus oleh arus globalisasi.
“Kebebudayaan merupakan aset masyarakat, sebagai pemilik harusnya memandang budaya lokal memiliki potensi yang dapat terus dikembangkan,” kata Kusmana.
BACA JUGA: Pj Walkot Tekankan Pentingnya Intelektualitas dan Sikap
Menurutnya, kebudayaan yang berkembang di Kota Sukabumi ini tak terlepas dari nilai religius yang mengajarkan bahwa manusia harus menyadari terhadap eksistensi Tuhan, berbuat baik terhadap sesama dan memperlakukan alam sebagaimana mestinya.
“Melalui kebudayaan, manusia harus menyadari dan mengenal dirinya sendiri. Melalui sikap ini manusia akan memahami kehadiran dirinya di alam semesta dan akan mengejawantah dalam perilaku kehidupan.”
Perilaku yang harus tumbuh dalam diri manusia berbudaya adalah sikap-sikap mulia, berintegritas, pemaaf, tidak iri atas keberhasilan orang lain, saling mendukung, merawat alam dan menghindari larangan atau pantangan.
BACA JUGA: Dispar Pamerkan Hasil Potensi UMKM, Ekraf dan Wisata Budaya di Stand Expo
“Membangun kebudayaan pada hakikatnya membangun peradaban. Kita harus menyadari, kemajuan suatu bangsa tergantung sejauh mana bangsa tersebut menjaga dan mengamalkan budayanya. Sebaliknya, ketika kebudayaan sendiri sudah tergerus oleh kebudayaan lain, ini merupakan pertanda kehancuran suatu bangsa,” ungkapnya
Baca Juga:Bawaslu Gencarkan Pencegahan Kampanye Melalui APSKPU RI Sebut Berkas Pendafataran Anies-Cak Imin Sudah Lengkap
Lebih jauh, Kusmana mengingatkan, satu nilai budaya yang hilang akan berdampak pada kehidupan sosial. Gejala ini terlihat dari minat masyarakat terhadap budaya sendiri, budaya SUnda yang mulai luntur. Cara pandang global telah menyamarkan cara pandang masyarakat dalam melihat budaya lokal.