SUKABUMI EKSPRES – Berita mengenai menurunnya tingkat perekonomian di Indonesia tampaknya sudah menjadi makanan sehari-hari kita saat ini. Dari mulai banyaknya perusahaan yang melakukan PHK massal, harga kebutuhan pokok naik, hingga para investor asing yang memilih memindahkan bisnisnya dari Indonesia ke negara tetangga.
Sebelum membahas lebih lanjut, kami ingin menyampaikan disclaimer bahwa tulisan ini tidak bermaksud untuk merendahkan atau menyebarkan ujaran kebencian terhadap siapa pun. Ini bertujuan untuk menyampaikan realitas yang sedang terjadi di negeri ini, yang dapat dijadikan bahan renungan bersama agar kita dapat menjadi lebih baik.
Penyebab Para Investor Meninggalkan Indonesia
Mari kita pahami terlebih dahulu situasi yang sedang terjadi di Indonesia. Mengapa semakin banyak perusahaan yang mengalami kebangkrutan? Mengapa pemutusan hubungan kerja (PHK) terjadi di berbagai tempat, sehingga angka pengangguran terus meningkat, sementara jumlah lowongan pekerjaan semakin menurun?
Baca Juga:Menyikapi Fenomena Ormas Ramai Minta THR Jelang LebaranBocoran Spesifikasi Poco F7 Ultra Usung Prosesor Snapdragon 8 Elite Terbaru, Ini Review Lengkapnya
1. Menurunnya Permintaan Pasar
Salah satu penyebab utama banyaknya perusahaan yang bangkrut saat ini adalah menurunnya permintaan pasar. Ketika masyarakat tidak lagi membeli barang atau jasa sebanyak sebelumnya, perusahaan mengalami kesulitan dalam menghasilkan pendapatan.
Selain itu, biaya produksi juga semakin meningkat. Harga bahan baku dan energi yang terus naik menyebabkan perusahaan harus mengeluarkan lebih banyak biaya untuk memproduksi barang baru maupun memperbaiki barang yang sudah ada, sehingga laba mereka berkurang.
Banyak perusahaan juga mengalami kesulitan dalam memperoleh modal atau dana segar untuk menjalankan usaha. Tanpa akses terhadap modal yang memadai, sulit bagi mereka untuk mengembangkan bisnisnya. Akibatnya, banyak perusahaan terpaksa melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) sebagai langkah untuk mengurangi beban biaya operasional.
Fenomena ini terjadi di berbagai sektor, mulai dari industri manufaktur hingga jasa. Dengan semakin banyaknya orang yang kehilangan pekerjaan, angka pengangguran pun meningkat tajam. Ironisnya, meskipun jumlah pencari kerja terus bertambah, lowongan pekerjaan justru semakin terbatas.
Kondisi ini menyebabkan banyak orang rela mengantre berjam-jam demi mendapatkan pekerjaan, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta. Perusahaan-perusahaan yang masih bertahan pun cenderung enggan merekrut karyawan baru karena mereka juga menghadapi ketidakpastian ekonomi.