SUKABUMI, SUKABUMIEKSPRES – Ledakan Bom,Guncang St Petersburg, Seorang blogger militer terpandang Rusia meninggal pada Minggu malam 2 April 2023, dan 25 lainnya terluka dalam ledakan di sebuah kafe di kota terbesar kedua Rusia, Saint Petersburg, kata kementerian dalam negeri.
“Satu orang meninggal dalam peristiwa itu. Dia adalah koresponden militer Vladlen Tatarsky,” ucap kementerian itu di Telegram.
Pengusut mengatakan mereka sudah mengkonfirmasi “sebuah alat peledak tidak dikenal meledak di sebuah kafe di pusat St Petersburg”, dan sudah membuka pengusutan pembunuhan.
Baca Juga:Gempa M 7,2 Papua Nugini Terasa di Sebesar Wilayah PapuaTinjau Ulang Penerapan Disiplin Sekolah
Kementerian kesehatan mengatakan total 25 orang terluka dalam ledakan itu, 24 di antaranya dibawa ke rumah sakit.Enam orang yang terluka dinyatakan dalam kondisi serius.
Ledakan itu terjadi di Kafe Street Food Bar No 1, yang terletak di sepanjang sungai Neva. Lokasi ini tidak jauh dari pusat kota bersejarah, bersama kementerian dalam negeri mengatakan polisi telah dipanggil ke tempat kejadian pada pukul 18:13 waktu setempat.
Petugas menutup jalan di luar gedung dengan sekitar 20 mobil polisi, di samping enam ambulans bersama truk pemadam kebakaran.
Kantor berita TASS mengutip sumber penegak hukum yang mengatakan ledakan itu “disebabkan oleh alat peledak rakitan yang disembunyikan di dalam patung yang diberikan kepada Tatarsky sebagai hadiah”.
Ria Novosti, mengambil sumber yang dekat dengan pengusutan, mengatakan “seorang gadis” seharusnya menurunkan paket dengan “patung” di dalamnya yang ditujukan untuk blogger tersebut.
“Dia memberikannya padanya, dan tiba-tiba ada ledakan,” kata Alissa Smotrova, seorang wanita yang berada di kafe itu .
“Ada darah dan pecahan kaca …”
Sumber lain mengatakan kepada Ria Novosti bahwa Tatarsky “mengenali” terdakwa pengirim paket tersebut, dan bahwa mereka telah berpapasan di “acara” lain, tanpa memberikan rincian lebih lanjut.
Baca Juga:Masifkan Razia Sepeda Motor Berknalpot BrongNgakeul jadi Andalan Genjot Penerimaan PBB
Tatarsky, yang bernama asli Maxim Fomin, memiliki lebih dari 500.000 pengikut di Telegram dan mendukung invasi Rusia di Ukraina.
Dia membuat namanya terkenal di awal operasi dengan menerbitkan video yang menyelidiki situasi militer di lapangan dan menawarkan saran untuk memobilisasi pasukan, menurut TASS.
Sebuah kelompok bernama Cyber Front Z, yang menyebut dirinya di media sosial sebagai “pasukan informasi Rusia”, mengatakan telah menyewa kafe untuk malam itu.