SUKABUMIEKSPRES — Politisi Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno menyoroti penamaan Koalisi Perubahan yang digawangi Partai NasDem, PKS, dan Demokrat. Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif itu menyebut pemilihan nama tersebut salah total.
“Koalisi Perubahan itu salah total,” kata pria bernama lengkap Sandiaga Salahuddin Uno itu, dikutip dari YouTube Tempodotco, Rabu (26/7/2023).
BACA JUGA: Bukan Erick dan Sandiaga, Lima Tokoh Ini Disebut Paling Berpeluang Jadi Cawapres Ganjar
Baca Juga:PSI Kemungkinan Tak Dukung Ganjar-YennyKontingen Pramuka Dilepas untuk Mengikuti Jambore Dunia ke-25
Bukan tanpa sebab, politisi berlatar belakang pengusaha ini bingung. Apa yang akan diubah oleh koalisi beranggotakan tiga partai itu.
Lebih jauh, Sandi mengungkit Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) DKI Jakarta 2017 silam. Saat ia berpasangan dengan Anies Baswedan. Bakal calon presiden (capres) 2024 usungan Koalisi Perubahan.
Saat itu, Sandi mengaku selalu menjaga narasi. Agar kata perubahan tak digembar-gemborkan.
“Dulu di DKI misalnya, waktu kita melawan dua pasangan lainnya. Saya jaga narasi ini, kita ini tidak boleh,” jelasnya.
BACA JUGA: Dongkrak Elektabilitas Ganjar, Begini Target PPP
Alasannya, karena calon petahana, Basuki Tjahaja Purnama dan Djarot Saiful Hidayat waktu itu memang diakui oleh warga Jakarta.
“Karena sebagian masyarakat Jakarta itu mengakui efektifitas masa pemerintahannya Pak Basuki dan Pak Djarot,” ujar Ketua Bappilu Partai Persatuan Pembangunan itu.
Ia mencontohkan beberapa program Ahok saat menjabat Gubernur DKI Jakarta. Seperti Kartu Jakarta Pintar (KJP) dan Kartu Jakarta Sehat (KJS).
Baca Juga:Puluhan Direksi dan Pengurus BUMDesma LKD Dilatik ISTImbau PP Berkolaborasi Wujudkan Visi Kabupaten Sukabumi
BACA JUGA: Larangan Pamer Harta Bagi ASN, Sekretaris Daerah Provinsi DKI Jakarta Beri Imbauan
Karena dianggap efektif saat itu, Anies dan Sandi yang memenangkan Pilkada 2017 mengadopsinya kembali. Lalu dibuatlah KJP plus dan KJS plus.
“Kita bilang hanya yang kurang baik yang akan kita perbaiki. Kan akhirnya kita tersudut ke kelompok yang anti pemerintah,” tandasnya. (Arya/Fajar)