SUKABUMI EKSPRES— Nama putra Presiden RI Ke-2 Soeharto, Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto muncul sebagai bakal calon Ketua Umum Partai Golkar.
Isu itu berkembang setelah wacana bergabungnya Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan putra sulung Gibran Rakabuming Raka bergabung menjadi kader partai berlambang pohon beringin.
Ia kembali diusulkan untuk maju di munas Golkar oleh Ketua Sentral Organisasi Karyawan Sosialis Indonesia (SOKSI) Jakarta Utara Rouli Rajagukguk.
Baca Juga:Pemkab Sukabumi dan DPC ASITA Bahas Pengembangan Pariwisata DaerahBudi Azhar Tegaskan Perkebunan Wajib Bermitra Dengan Warga
Rouli menyebut nama Hutomo Mandala Putra alias Tommy Soeharto lebih layak jika disorongkan menjadi caketum Partai Golkar bersaing dengan beberapa nama yang diisukan maju dalam Munas Golkar.
Menurutnya, ada beberapa alasan kenapa Tommy Soeharto sangat layak disorongkan dalam bursa caketum Partai Golkar.
Pertama, putra Presiden RI Ke-2 Soeharto itu diketahui tidak haus dengan kekuasaan. Selama 20 tahun terakhir, alih-alih masuk dan bermain dalam pusaran kekuasaan, Tommy lebih fokus menjalankan dan membesarkan bisnis.
“Alasan kedua kenapa layak meneruskan kepemimpinan Bapak Airlangga Hartarto, orang tua Tommy Soeharto yakni Presiden RI Ke-2 Soeharto merupakan tokoh Pendiri Partai Golkar yang dalam sejarah pendirian nya identik dengan berdiri nya Orde Baru dan Bapak nya telah membesarkan Partai Golkar,” terang Rouli Rajagukguk dalam keterangan tertulisnya dikutip dari JawaPos.com, Senin (18/3).
Selain itu, nama Tommy Soeharto diharapkan dalam mengembalikan marwah Partai Golkar dan terakhir yang bersangkutan merupakan tokoh politik yang tidak tersandera kasus dugaan tindak pidana korupsi.
Gelaran Munas Golkar pada Desember 2024 mendatang, menurut Rouli jadi momentum yang sangat bagus dalam pusaran bursa caketum.
“Jika Tommy maju, tentu banyak kader yang berharap akan mengembalikan marwah dan kejayaan Partai Golkar. Momentumnya sangat tepat, paska Pemilu 2024,” jelas Rouli.
Baca Juga:Korban Bencana Pergerakan Tanah di Bantargadung Ditinjau Tim GabunganSampaikan LKPD ke BPK Jabar, Pemkab Harap Bisa Pertahankan WTP
Merespons hal itu, Guru Besar Hukum Tata Negara Fakultas Hukum Universitas Padjadjaran, Prof DR I Gde Pantja Astawa SH MH, sebelumnya menyatakan bahwa Partai Golkar sejak Era Reformasi ada perubahan orientasi kepemimpinan sehingga semua kader mempunyai peluang menjadi Ketua Umum Golkar.
“Golkar sekarang tidak lagi berorientasi pada tokoh, tapi pada kader. Dengan melihat Golkar yang berorientasi pada kader, ini peluang bagi kader-kader Golkar, siapapun dia. Ini pintu masuk, andaikata Mas Tommy mau masuk,” kata Prof Pantja.