P2TP2A : Psikologis Korban Traficking Membaik

Psikologis Korban Traficking
MEMBAIK : Ketua P2TP2A Kabupaten Sukabumi Yani Jatnika Marwan menyantuni ke empat korban trafficking di Kantor Kecamatan Palabuhanratu, kemarin (1/3)
0 Komentar

PALABUHANRATU – Ketua Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Sukabumi Yani Jatnika Marwan memastikan, psikologis empat korban trafficking telah membaik.

Seperti diketahui, ke empatnya merupakan warga Kabupaten Sukabumi yang menjadi korban perdagangan manusia. Mereka dipekerjakan menjadi wanita malam di Kabupaten Paniai, Papua Barat, beberapa waktu lalu.

“Keadaannya sudah bagus, tidak kelihatan traumatik dan sebagainya. Kita bersyukur mereka bisa kembali lagi ke Kabupaten Sukabumi,” ujarnya usai berdialog bersama empat korban trafficking di Kantor Kecamatan Palabuhanratu, kemarin (1/3).

Baca Juga:19 Raperda Diprogramkan di 2022Berkat Tangan Pemuda Kreatif, Kerajinan Batu Alam di Kota Sukabumi Tembus Pasar Dunia. 

Meskipun begitu,dirinya bersama berbagai lembaga terkait siap menerjunkan psikolog. Hal itu untuk menghilangkan trauma healing.

“Untuk Trauma healing,  DP3A ada psikolog, P2TP2A juga ada psikolog UPP PP provinsi Jabar ada psikolog, jika dibutuhkan kami siap,” ucapnya.

Selain itu, rehabilitasi dalam bentuk pemberdayaan dan pelatihan sebagai modal mengembangkan usaha akan dilakukan. Hal itu guna memperbaiki perekonomian mereka agar peristiwa serupa tidak terulang kembali.

“Saya juga mengimbau kepada perempuan dan para orang tua jangan percaya omongan manis ada pekerjaan yang enak dengan gaji besar. Harus lebih hati-hati, harus benar-benar dipikirkan serta cek dan ricek dulu. Jangan terperdaya dan mudah percaya sama orang lain,” ungkapnya.

Camat Palabuhanratu Ali Iskandar menambahkan, upaya paling penting ialah menyiapkan para korban trafficking ini bisa melanjutkan hidup. Apalagi, himpitan ekonomi menyebabkan mereka menjadi korban perdagangan manusia.

“Pokoknya, tidak hanya dipulangkan dan mengoreksi untuk tidak diulangi lagi. Tetapi yang terpenting harus diberikan solusi, solusi itu harus dengan intervensi, intervensi harus dengan pemberdayaan, dipicu, dipacu, agar bisa menjadi manusia yang lebih terhormat,” bebernya.

Penguatan harga diri sebagai manusia yang harus dimuliakan juga tidak kalah penting, pemberian pemahaman keagamaan harus dilakukan. Terlebih korban telah dipekerjakan di tempat hiburan malam.

Baca Juga:Tak Setuju Propemperda 2022, Fraksi PKB Walk OutSembunyikan Sabu 3 Kg di Bawah Kandang Ayam

“Kita akan menggiring pemangku agama untuk memberikan tausiyah dan lain sebagainya,” pungkasnya. (mg1)

0 Komentar