Ramadhan Sebentar Lagi, Bagaimana Jika Telat Melakukan Qadha Puasa? Ini Kata Ulama

Penjelasan ulama soal bayar qadha puasa bulan Ramadhan yang telat. Pixabay.
Penjelasan ulama soal bayar qadha puasa bulan Ramadhan yang telat. Pixabay.
0 Komentar

SUKABUMI EKSPRES – Melakukan qadha puasa bulan Ramadhan merupakan hal yang wajib, pasalnya ibadah puasa pada bulan yang spesial bagi umat Muslim di seluruh dunia tersebut hukumnya adalah wajib.

Seperti diketahui bahwa qadha puasa merupakan ibadah yang dilakukan untuk membayar utang puasa bulan Ramadhan sebelumnya.

Meskipun puasa bulan Ramadhan adalah wajib, akan tetapi qmembayar dengan hada tidak diwajibkan untuk seluruh umat Muslim dengan kondisi tertentu.

Baca Juga:Jadwal SIM Keliling Kota Bandung Hari ini Jumat, 10 Maret 2023, Catat Lokasinya!Isi Rilis Agensi DKZ, Klarifikasi Tudingan Keluarga Kyoungyoon Terkait Sekte Sesat JMS

Ada beberapa alasan orang yang wajib membayar qhada puasa bulan Ramadhan yakni datang bulan atau menstruasi, orang yang tengah bepergian dengan alasan tertentu, dan orang yang tengah mengalami sakit ringan.

Sementara ibu hamil dan ibu yang tengah menjalani masa nifas bisa membayar utang puasa bulan Ramadhan dengan fidyah.

Lalu, bagaimana jika telat melakukan qadha puasa wajib bulan Ramadhan tahun lalu hingga datang lagi bulan Ramadhan selanjutnya?

Dikutip Sukabumi.JabarEkspres.com dari Nu.or.id pada Jumat, 10 Maret 2023, Allah ta‘ala mewajibkan puasa bagi setiap orang yang memenuhi syarat puasa.

Namun bagi mereka yang terlanjur membatalkan puasanya di bulan Ramadhan karena sakit dan lain hal, harus mengganti di bulan yang lain atau disebut dengan qadha.

Adapun orang yang membatalkan puasanya demi orang lain seperti ibu menyusui atau ibu hamil, dan orang yang menunda qadha puasanya karena kelalaian hingga Ramadhan tahun berikutnya tiba mendapat beban tambahan.

Keduanya diwajibkan membayar fidyah di samping mengqadha puasa yang pernah ditinggalkannya.

والثاني الإفطار مع تأخير قضاء) شىء من رمضان (مع إمكانه حتى يأتي رمضان آخر) لخبر من أدرك رمضان فأفطر لمرض ثم صح ولم يقضه حتى أدركه رمضان آخر صام الذي أدركه ثم يقضي ما عليه ثم يطعم عن كل يوم مسكينا رواه الدارقطني والبيهقي فخرج بالإمكان من استمر به السفر أو المرض حتى أتى رمضان آخر أو أخر لنسيان أو جهل بحرمة التأخير. وإن كان مخالطا للعلماء لخفاء ذلك لا بالفدية فلا يعذر لجهله بها نظير من علم حرمة التنحنح وجهل البطلان به. واعلم أن الفدية تتكر بتكرر السنين وتستقر في ذمة من لزمته.

Baca Juga:Dituding Masuk Sekte Sesat JMS, Keluarga Kyoungyoon DKZ Tutup UsahanyaKronologi Tudingan Keluarga Kyoungyoon DKZ Terlibat Sekte Sesat JMS

Artinya, “(Kedua [yang wajib qadha dan fidyah] adalah ketiadaan puasa dengan menunda qadha) puasa Ramadhan (padahal memiliki kesempatan hingga Ramadhan berikutnya tiba) didasarkan pada hadits, ‘Siapa saja mengalami Ramadhan, lalu tidak berpuasa karena sakit.

Kemudian sehat kembali dan belum mengqadhanya hingga Ramadhan selanjutnya tiba, maka ia harus menunaikan puasa Ramadhan yang sedang dijalaninya, setelah itu mengqadha utang puasanya dan memberikan makan kepada seorang miskin satu hari yang ditinggalkan sebagai kaffarah,’ (HR Ad-Daruquthni dan Al-Baihaqi).

Di luar kategori ‘memiliki kesempatan’ adalah orang yang senantiasa bersafari (seperti pelaut), orang sakit hingga Ramadhan berikutnya tiba, orang yang menunda karena lupa, atau orang yang tidak tahu keharaman penundaan qadha.

0 Komentar