UJUNGGENTENG,SUKABUMI.JABAREKSPRES.COM – Ribuan masyarakat dan wisatawan dari berbagai daerah antusias menghadiri Perayaan Hari Nelayan Ujunggenteng ke-59 yang di gelar di Panggung Utama Pantai Ujunggenteng, pada Selasa (10/06) kemarin. Acara ini dibuka Wakil Bupati Sukabumi, Andreas.
Perayaan hari nelayan ini sudah menjadi tradisi tahunan yang dilaksanakan sebagai bentuk syukur nelayan atas hasil laut yang melimpah. Kegiatan ini pun menjadi momentum penting dalam penguatan sektor perikanan nasional sekaligus pelestarian maritim indonesia.
Wakil Bupati Sukabumi, Andreas mengatakan pentingnya mendorong sektor perikanan sebagai tulang punggung ekonomi maritim Indonesia, mengacu pada dua regulasi nasional, yakni Instruksi Presiden Nomor 7 Tahun 2016 dan Peraturan Presiden Nomor 3 Tahun 2017 sebagai dasar hukum percepatan pembangunan industri perikanan nasional. “Kedua regulasi ini menjadi payung hukum sinergi antara dinas perikanan, pariwisata, hingga UMKM, untuk membangun ekosistem maritim yang berkelanjutan dan inklusif,” jelasnya.
Baca Juga:Ribuan Siswa di Simpenan Dapat Makan Bergizi GratisIdul Adha 1446 H, PLN UP3 Sukabumi Laksanakan Qurban sebagai Wujud Kepedulian Sosial
Dia menyampaikan, bahwa Hari Nelayan ini harus dijadikan momentum promosi potensi lokal termasuk memperkuat sektor pariwisata bahari dan ekonomi kreatif berbasis kearifan lokal.
“Kedatangan wisatawan mesti dimanfaatkan pelaku usaha mikro dan kecil. Produk lokal yang unik dan terjangkau harus menjadi daya tarik utama. Ini adalah cara agar potensi maritim tidak hanya menghidupi nelayan, tetapi juga menopang perekonomian daerah,” pungkasnya.
Andreas berharap agar kesejahteraan nelayan terus meningkat seiring dukungan kebijakan nasional dan daerah terhadap keberlanjutan sektor perikanan.
“Semoga kehidupan para nelayan semakin sejahtera, baik lahir maupun batin. Karena nelayan adalah garda depan ketahanan pangan laut Indonesia,” pungkasnya.
Sebelumnya, Ketua Penyelenggara, Asep Jeka, mengatakan bahwa rangkaian acara dimulai sejak 1 Juni dengan kegiatan pelestarian budaya, religi, bakti sosial, olahraga, pengembangan bakat hingga puncaknya berupa upacara adat dan ritual larung saji di tengah laut. “Ini adalah bentuk syukur kami kepada Allah SWT atas rezeki laut yang terus menghidupi kami,” ujarnya (ist)