Waspadai Potensi Megathrust di Selatan Sukabumi

Waspadai Potensi Megathrust di Selatan Sukabumi
SILATURAHMI: Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) Sukabumi Raya melaksanakan silaturahmi di Kantor Balai TNGGP Resort Pondok Halimun, Salabintana, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (11/6).
0 Komentar

SELABINTANA – Hasil kajian Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebut potensi gempa bumi di zona Megathrust bisa mencapai magnitudo 8.7 maksimum dengan potensi tsunami maksimal 15 meter. Salah satu kawasan yang tak lepas dari potensi gempa dan tsunami Megathrust yaitu pesisir selatan Kabupaten Sukabumi.

Staf Observatori BMKG Bandung Wilayah Palabuhanratu, Riw Sulsaladin,  mengatakan tingkat kerawanan lebih tinggi di kawasan pesisir yang cenderung landai. Maka dari itu, diperlukan langkah mitigasi yang tepat untuk menghadapi potensi dan ancaman tersebut.

“Kalau untuk di pesisir selatan Sukabumi, misalnya Palabuhanratu, dalam skenario ancamannya memang cukup besar. Hasil kajian, episenter gempa pada zona Megathrust itu ada di Pulau Jawa sebelah barat, di area subduksinya,” ujar Riw pada kegiatan silaturahmi Forum Koordinasi Potensi Pencarian dan Pertolongan (FKP3) Sukabumi Raya di Kantor Balai Taman Nasional Gunung Gede Pangrango (TNGGP) Resort Pondok Halimun, Salabintana, Kabupaten Sukabumi, Sabtu (11/6).

Baca Juga:Pelajar SDN Cikaramat Belajar di LantaiDiterjang Banjir Rob, Puluhan Bangunan Rusak *Kerugian Ditaksir Ratusan Juta Rupiah

Skenario bila gempa terjadi lalu memicu tsunami, kata Riw, dalam rentang waktu sekitar 18 menit gelombang akan sampai ke daratan. Bisa dibilang Sukabumi cukup berisiko. Karena itu perlu langkah-langkah mitigasi yang tepat. “Jadi mitigasi yang disarankan itu lebih ke tata ruang,” ucapnya.

Potensi bencana lainnya juga melingkupi Sukabumi  karena Sesar Cimandiri dan Sesar Nyalindung-Cibeber. Hasil kajian BMKG, potensi dan ancaman Sesar Cimandiri akan dirasakan di Kabupaten Sukabumi. Sementara Sesar Nyalindung-Cibeber akan dirasakan di Kota Sukabumi.

Itu merupakan skenario dampak terburuk apabila gempa dengan magnitudo cukup besar terjadi. Ia juga kembali menegaskan, kajian tersebut bukan untuk menakut-nakuti atau bahkan membuat masyarakat panik. Namun kajian ini merupakan pengingat agar masyarakat dapat meningkatkan kewaspadaannya.

“Kita mengambil gambaran secara general dengan segala skenario yang akan terjadi. Sehingga, ke depan manakala bencana itu terjadi kita tahu apa saja yang harus dilakukan, kemudian langkah-langkah mitigasi apa yang tepat,” ungkapnya.

Koordinator Pos Badan SAR Nasional (Basarnas) Sukabumi, Suryo Adianto, menjelaskan beberapa skenario upaya asesmen, pertolongan, dan penyelamatan telah disiapkan manakala bencana itu terjadi. Namun, kata Suryo, secara garis komando, Basarnas akan bergerak di bawah BNPB maupun BPBD.

0 Komentar