Andalkan Pasokan dari Luar Daerah, Kebutuhan Beragam Komoditas Cepat Berfluktuasi

Andalkan Pasokan dari Luar Daerah, Kebutuhan Beragam Komoditas Cepat Berfluktuasi
MINIM PASOKAN: Pedagang sayuran di Kota Sukabumi menunggui komoditas jualannya. Kota Sukabumi bukan merupakan daerah produktif sektor pertanian sehingga masih mengandalkan pasokan komoditas dari luar daerah.
0 Komentar

JL SURYAKENCANA – Kota Sukabumi masih mengandalkan pasokan berbagai komoditas kebutuhan pokok masyarakat dari luar daerah. Kondisi tersebut dipicu wilayah tersebut bukan merupakan lumbung berbagai komoditas, terutama sayuran.

Kepala Bidang Perdagangan Dinas Koperasi Usaha Kecil Perindustrian dan Perdagangan (Diskumindag) Kota Sukabumi, Widya Yudha Setiawan, menjelaskan Kota Sukabumi bukan merupakan wilayah produktif terhadap berbagai komoditas kebutuhan masyarakat. Karena itu, pemenuhan komoditas kebutuhan masyarakat, terutama sayuran, masih mengandalkan dari daerah lain.

“Kita juga kan belum punya pasar induk. Jadi selama ini masih mengandalkan pasokan dari Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, Bandung, bahkan untuk kentang harus didatangkan dari Dieng. Jadi pemasok itu rata-rata dari daerah pertanian,” terang Widya, belum lama ini.

Baca Juga:Polres Sukabumi Kota Bagikan Ribuan Kantong Daging KurbanPabrik PT. SCG Sukabumi Kabakaran

Konsekuensinya, kata Widya, harga berbagai komoditas di Kota Sukabumi kerap berfluktuasi bahkan cenderung naik. Utamanya menghadapi hari-hari besar keagamaan, seperti Idulfitri maupun Iduladha.

“Untuk prediksi harga memang dengan kondisi dari suplai dari para petani yang men-drop hasil bumi, karena memang ada fenomena gagal panen. Seperti halnya menjelang hari raya Iduladha kemarin, ada beberapa komoditas yang supply and demand-nya terjadi ketimpangan cukup tinggi,” sebut Widya.

Utamanya pada komoditas cabai. Hampir semua jenis cabai mengalami penaikan cukup signifikan.
“Tapi memang, penaikan harga sejumlah komoditas, terutama sayuran, tidak hanya di Kota Sukabumi. Hampir semua daerah di Indonesia mengalami hal serupa. Jadi sifatnya nasional,” tuturnya.

Melihat kondisi harga saat ini, sebut Widya, distribusi dari hulu atau pemasok pun harganya sudah tinggi. Sehingga distribusinya ke wilayah hilir atau pasar pun berdampak terhadap harga yang semakin tinggi.

“Ini juga karena faktor cuaca, gagal panen yang ada di daerah pemasok, di daerah pertanian. Dampaknya harga melambung tinggi menjelang Iduladha,” ungkapnya.

Widya berharap distribusi bisa kembali berjalan dengan lancar dari daerah pemasok. Sehingga harga bisa dikendalikan ke arah normal. “Kalau supply and demand terkendali, harga jadi bisa ditekan,” pungkasnya. (ist)

0 Komentar