SUKABUMIEKSPRES– Elektabilitas Gerindra mencapai 15,8 persen berdasarkan hasil survei Polmatrix Indonesia. Kenaikan signifikan elektabilitas Partai Gerindra di tengah melejitnya elektabilitas Prabowo Subianto dalam bursa calon presiden (capres).
Direktur Eksekutif Polmatrix Indonesia, Dendik Rulianto mengungkap kenaikan signifikan elektabilitas Gerindra terjadi sepanjang paruh awal 2023. Awalnya, elektabilitas Gerindra hanya berkisar 11 persen pada Januari, lalu naik menjadi 13 persen, dan kini 15 persen.
BACA JUGA: Petinggi PKB dan PDIP Bakal Bertemu
Sementara itu, PDIP yang sebelumnya mencatat elektabilitas di kisaran 18 persen, merosot dan bertahan pada angka 16,2 persen. Meskipun PDIP tetap unggul, tetapi tren elektabilitas Gerindra memberikan peluang untuk menggeser ke peringkat kedua.
Baca Juga:Tak Hanya Fisik, TMMD Bantu Pencegahan Stunting di JampangkulonMasyarakat Palabuhanratu Berencana Pasang Obor di Ruas Jalan Batu Sapi
“Artinya, tekad PDIP untuk mencetak hattrick atau menang tiga kali berturut-turut pada Pemilu 2024 mendatang bisa-bisa terancam gagal,” ujar Dendik dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa (1/8/2023).
Partai lain yang berada di bawah PDIP dan Gerindra juga menunjukkan fluktuasi cukup signifikan.
Partai Golkar yang kerap berada pada posisi tiga besar, kini melorot menjadi peringkat kelima dengan elektabilitas 7,6 persen.
PKB menyalip ke peringkat ketiga dengan elektabilitas 8,1 persen, disusul Demokrat 7,6 persen, PSI 6 persen dan PKS 4,3 persen.
“Gerindra berpeluang keluar sebagai partai pemenang Pemilu 2024, sementara Golkar melorot ke peringkat kelima,” katanya.
BACA JUGA: Prabowo dan Jokowi Makin Lengket
Menurut Dendik, stagnannya elektabilitas Ganjar Pranowo pasca deklarasi membuat PDIP tidak bisa mendulang coattail effect sebagaimana Prabowo dengan Gerindra.
PDIP memerlukan jurus yang lebih jitu untuk bisa mengerek elektabilitas capres maupun partai,” jelas Dendik.
Baca Juga:Kades Loji Simpenan Bangun TPT dari DD TA 2023Semua Pihak Diminta Bergerak Tuntaskan Penanganan Stunting
Sejumlah manuver dilakukan PDIP, dengan berupaya menggoyang partai-partai anggota koalisi yang lain. Sebelum berangkat haji, Puan Maharani mengadakan pertemuan dengan Agus Harimurti Yudhoyono di tengah ketegangan di tubuh Koalisi Perubahan.
Tarik-menarik antara Demokrat dan Nasdem soal cawapres pendamping Anies Baswedan menimbulkan potensi perpecahan koalisi. Sebab, PDIP dan Demokrat sama-sama saling mencari peluang dengan melakukan pendekatan antara kedua partai.
Belum lama ini Puan juga bertemu dengan Muhaimin Iskandar (PKB) dan Airlangga Hartarto (Golkar). Puan mengumumkan lima nama kuat cawapres pendamping Ganjar, termasuk AHY dan Muhaimin, serta kemungkinan nama-nama yang ada bisa bertambah lagi.